
Pakar Ungkap Alasan Wapres AS Lebih Pilih Singapura & Vietnam

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris saat ini sedang melaksanakan kunjungan ke Asia Tenggara. Terdapat dua negara yang disambangi, yaitu Singapura dan Vietnam.
Mengutip Straits Times, Kamala mendarat di Pangkalan Militer Paya Lebar, Singapura pada, Minggu (22/8/2021). Ia disambut oleh Menlu Singapura Vivian Balakhrisnan.
Agenda Kamala adalah membicarakan mengenai isu-isu Laut China Selatan (LCS) dengan Presiden Singapura Halimah Yacob dan PM Singapura Lee Hsien Loong. Setelah dari Singapura, Kamala akan bertolak ke Vietnam pada, Kamis (26/8/2021).
Kunjungan Kamala menjadi teka-teki besar di RI. Sebab Kamala lebih memilih untuk mendatangi Singapura dan Vietnam dibandingkan Indonesia yang merupakan negara besar di kawasan.
Menurut ahli hubungan internasional Hikmahanto Juwana, ada tiga alasan besar mengapa Kamala justru mendatangi kedua negara itu dan bukan RI. Ia menyebut bahwa ini bukan semata-mata Washington tidak menghargai Indonesia.
"Tidak dikunjunginya Indonesia bukan karena Indonesia tidak lagi penting di mata AS secara geopolitik, justru sebaliknya. Dalam kacamata AS bila Indonesia jatuh ke tangan China maka akan banyak negara yang ikut jatuh," ujarnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (23/8/2021).
Alasan pertama adalah Vietnam merupakan negara yang secara langsung berkaitan erat dengan sengketa LCS. Vietnam merupakan pihak yang sangat khawatir dengan klaim China mengenai sembilan garis putus-putus di perairan itu.
"Ini mengingat Indonesia tidak memiliki klaim tumpang tindih dengan China mengingat Indonesia tidak mengakui 9 Garis Putus yang diklaim oleh China," sebut Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu.
Kedua adalah kemampuan ekonomi Singapura dan kekerabatannya dengan AS. Ini dilakukan untuk membuktikan kepada dunia bahwa negara-negara dengan pengaruh ekonomi yang besar masih berada di sisi Washington.
"Pesan yang ingin disampaikan oleh AS terhadap China adalah meski AS tidak lagi memiliki kedigdayaan dibidang ekonomi seperti masa lalu namun AS bisa meminta sekutu-sekutunya yang memiliki kekuatan ekonomi untuk berbagai beban (burden sharing) dalam menghadapi China," kata Hikmahanto.
Ketiga, yakni bentuk kerja sama Indonesia dan AS. Menurut Hikmahanto, Indonesia dan AS selalu bekerja sama dalam tataran yang konkret dan bukanlah dalam tataran simbolis untuk menakuti musuh AS.
Selain Hikmahanto. pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja, juga mengemukakanKamala lebih memilih kedua negara itu lantaran klaim langsungnya atas LCS.
"Indonesia bukanlah claimant state di LCS. Dengan tidak memiliki klaim langsung Indonesia perlu jaga jarak," ujarnya dalam kanal Youtubenya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut Indonesia sendiri tetap konsisten dalam mempertahankan ASEAN sebagai media dalam menyelesaikan masalah di LCS. Dengan hal ini, Dinna menyebut SIngapura dan Vietnam yang memiliki peranan lebih besar dan sentral di tataran ASEAN.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura & Vietnam
