Tak Main-Main, Kelangkaan Kontainer Merembet ke Nasib Pekerja

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 August 2021 18:56
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelangkaan kontainer masih menjadi kendala usaha logistik para eksportir Indonesia. Hal ini berdampak pada nasib tenaga kerja harus dirumahkan karena ekspor terganggu.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto mengatakan mengatakan kondisi ekspor saat ini masih terganggu dengan kelangkaan kontainer. Kelangkaan ini karena tak seimbangnya arus perdagangan di tengah pandemi sehingga arus kontainer tak maksimal.

"Masih sangat terganggu sama kelangkaan kontainer, salah satu customer ekspor furniture di Jawa Tengah itu nggak dapat-dapat (kontainer), harga naik 3 - 5 kali lipat. Pembeli juga jadi tahan dulu sampai harga kontainer turun. Tapi dia tunggu-tunggu tidak kunjung turun," Kata Mahendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/8/2021).

Akibatnya banyak stok barang yang menganggur karena tidak terjual. Sehingga membuat pengusaha itu merumahkan karyawannya.

"Stoknya jadi menganggur, nggak jadi duit. Akhirnya mereka merumahkan karyawan," jelasnya.

Kelangkaan kontainer ini disebabkan karena supply shortage yang menyebabkan freight rate naik secara signifikan. Hal ini karena tidak seimbangnya perdagangan ekspor - impor, membuat kapal tidak mendapat muatan penuh untuk perjalanan pulang dan pergi. Sehingga aktivitas kapal dikurangi oleh perusahaan perkapalan, yang membuat kelangkaan kontainer hingga membengkaknya ongkos kirim.

Menurut Mahendra dampak pandemi masih terasa membuat aktivitas perdagangan internasional terganggu.

"Dampak Covid-19 ini masih dirasakan diseluruh dunia, sehingga alat angkut dan pergerakan kapal itu berkurang," jelasnya.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajian Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, mengatakan ada permasalahan pada rantai pasok ekspor furnitur. Salah satunya adalah ongkos kirim, karena kelangkaan kontainer.

"Ruang kontainer langka, memicu harga pengiriman tinggi dan fantastis, naiknya berkali-kali lipat untuk tujuan Amerika," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/6/2021).

Dari semenjak awal tahun lalu, banyak pengusaha yang menunda pengiriman ekspor. Padahal 95% anggota HIMKI berorientasi pada pasar ekspor.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular