
Luhut Sebut Indikator Kematian Tidak Dihapus secara Permanen

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pemerintah tidak mengeluarkan indikator kematian secara permanen dalam evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jawa-Bali.
Dia mengatakan, indikator kematian dikeluarkan sementara sejak minggu lalu untuk dilakukan perbaikan-perbaikan, terutama dalam hal pelaporan sehingga akurasi bisa
lebih baik.
"Terkait indikator kematian, saya perlu tegaskan bahwa kita tidak mengeluarkan indikator kematian secara permanen dalam evaluasi level PPKM di Jawa Bali," ungkapnya saat konferensi pers, Senin malam (16/08/2021).
Dia mencontohkan, pada 10 Agustus 2021, ada satu kota yang angka kematiannya melonjak berkali-kali lipat di mana ternyata angka kematian tersebut 77% berasal dari periode Juli dan bulan-bulan sebelumnya.
"Kasus seperti ini banyak kita temukan di kota/kabupaten lain. Namun, dalam 1-2 minggu ke depan, perbaikan data dan pelaporan ini selesai, sehingga indikator kematian ini akan masuk kembali dalam assesmen level PPKM," ujarnya.
Dia mengatakan, Pemerintah Pusat juga mendorong kepada Pemerintah Daerah untuk segera membuat pusat-pusat isolasi khusus ibu hamil, prioritas vaksinasi kepada ibu hamil dan penyediaan fasilitas rumah sakit rujukan bagi ibu hamil yang terkonfirmasi
positif untuk menekan angka kematian pada ibu hamil.
Seperti diketahui, pemerintah memperpanjang PPKM hingga 23 Agustus 2021 mendatang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 17.384 kasus per kemarin, Senin (16/08/2021). Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3.871.738 kasus.
Namun sayangnya, angka kematian masih tinggi di atas 1.000 orang per hari. Kemarin, kasus kematian karena Covid-19 bertambah 1.245 orang, sehingga total angka kematian Covid-19 di RI mencapai 118.833 orang.
Adapun provinsi dengan angka kematian tertinggi yakni Jawa Tengah, sebanyak 368 orang sehingga jumlahnya 25.749 orang. Kini Jateng menjadi provinsi dengan kasus tertinggi di Indonesia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut: Mal Bisa Beroperasi, Kapasitas 25% & Buka Hingga 17.00
