Alat Mata-Mata Buatan Israel Bikin Heboh, PBB Turun Tangan!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
12 August 2021 20:10
pbb
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan seruan terbaru mengenai perlindungan data online konsumen. Ini terjadi setelah lembaga internasional itu mendengar skandal penjualan alat mata-mata buatan perusahaan Israel yang digunakan beberapa negara untuk memantau beberapa figur dunia.

Mengutip AFP, melalui sebuah pernyataan, pakar Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyebut bahwa hal ini merupakan hal yang sangat-sangat berbahaya dan mengingatkan semua pihak untuk bijak dalam memantau hal ini

"Sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab untuk membiarkan teknologi pengawasan dan sektor perdagangan beroperasi sebagai zona bebas hak asasi manusia," kata pakar hak asasi manusia PBB dalam sebuah pernyataan.

Mereka menyebutkan bahwa seluruh pihak di dunia harus melakukan perjuangan konkret dalam memperjuangkan hak asasi yang dilanggar dalam kegiatan mata-mata.

"Kami mendesak masyarakat internasional untuk mengembangkan kerangka peraturan yang kuat untuk mencegah, mengurangi dan memperbaiki dampak negatif hak asasi manusia dari teknologi mata-mata dan menunggu itu, untuk mengadopsi moratorium penjualan dan transfernya," tambah mereka.

Terakhir, para ahli mendesak Israel untuk mengawasi dan meninjau kemungkinan dugaan penjualan alat mata-mata yang dibuat oleh perusahaan bernama NSO itu ke luar negeri.

"Israel harus mengungkapkan sepenuhnya langkah-langkah apa yang diambil untuk meninjau transaksi ekspor NSO sehubungan dengan kewajiban hak asasi manusianya sendiri."

Sebelumnya sebuah laporan penyelidikan soal pergerakan mata-mata Israel menghebohkan dunia. Baru-baru ini sebuah analisa yang dilakukan kepada 50 ribu nomor telepon di seluruh dunia menemukan setidaknya beberapa pemimpin negara dunia berada dalam daftar spyware Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO.

Dalam laporan yang dibuat oleh lembaga internasional Forbidden Stories dan Amnesty International itu, mereka menulis bahwa pemimpin dunia yang dijadikan target terdiri atas tiga presiden, tujuh perdana menteri, dan satu raja.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terbongkar! Uang Triliunan Bantuan AS ke Israel Selama Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular