Covid 'Mudik' ke China Versi Lebih Ganas, Xi Jinping Siaga!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
08 August 2021 08:45
In this photo provided by China's Xinhua News Agency, Chinese President and party leader Xi Jinping delivers a speech at a ceremony marking the centenary of the ruling Communist Party in Beijing, China, Thursday, July 1, 2021. China’s Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power that it shows no intention of relaxing. (Li Xueren/Xinhua via AP)
Foto: Presiden dan pemimpin partai China Xi Jinping menyampaikan pidato pada upacara peringatan seratus tahun Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, China, Kamis, 1 Juli 2021. (Li Xueren/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - China mulai waspada atas lonjakan kenaikan kasus covid-19 yang baru saja terjadi. Berbeda dari yang sebelumnya, virus yang menyebar adalah varian ganas, delta.

Dalam laporan Jumat (6/8/2021), kasus Covid-19 baru menyentuh angka tertinggi sepanjang gelombang baru ini, 124 kasus pada Kamis (5/8/2021).

Angka ini naik dari sebelumnya 85 kasus. Dari data itu, 80 kasus merupakan transmisi lokal, naik dari sehari sebelumnya 62 kasus.

Mengutip Reuters, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan lonjakan infeksi masih terjadi di provinsi Jiangsu. Di mana ada 61 kasus baru yang dilaporkan atau naik dari sehari sebelumnya 40 kasus.

Xi Jinping diketahui belum mengomentari lebih jauh soal gelombang infeksi tersebut. Namun dari kebijakan yang ditempuh, terlihat kesiagaan cukup tegas.

Kemarin, dalam pernyataan publiknya, ia hanya menyebutkan kembali niat Beijing dalam membantu seluruh dunia dengan mengirimkan vaksin corona dan bantuan-bantuan lainnya.

China akan menyumbangkan 2 miliar dosis vaksin Covid sepanjang tahun ini. Selain itu Negeri Tirai Bambu juga akan memberikan US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun untuk program distribusi vaksin global Covax untuk negara-negara berkembang.

"China akan terus melakukan yang terbaik untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi pandemi," kata Xi.

Gelombang di China kali ini terjadi akibat masuknya varian Delta. Varian virus corona ini pertama kali ditemukan di India awal Mei lalu dan masuk ke China lewat penerbangan dari Rusia 20 Juli.

Saat ini, varian itu telah menyebar ke setidaknya 18 provinsi dan puluhan kota. Ini menghasilkan setidaknya empat daerah berisiko tinggi dan 91 daerah berisiko sedang.

Sementara itu, sejak akhir pekan, China sudah mengambil kebijakan penguncian (lockdown) melalui karantina khusus dan wilayah. Media pemerintah Global Times mengklaim beberapa kota tampaknya telah memperlihatkan hasil yang baik.

Di kota Nanjing, masih di provinsi Jiangsu, tempat virus mewabah pertama kali, kurva infeksi harian diklaim mulai datar. Bahkan, kota itu mencatatkan infeksi hingga satu digit saja dalam tiga hari berturut-turut.

Komisi Kesehatan kota Nanjing melaporkan empat kasus lokal baru yang dikonfirmasi pada Rabu (4/8/2021). Sehingga jumlah total infeksi di kota itu menjadi 227 sejak epidemi pecah dari bandara setempat.

Wang Guangfa, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan bahwa tren menunjukkan wabah di Nanjing telah dikendalikan.

"Dengan langkah-langkah yang tepat waktu dan akurat untuk memutus rantai penularan, menahan penyebaran virus, dan vaksinasi, kami yakin dapat mengekang lonjakan Covid-19 bahkan dalam menghadapi varian Delta," kata Wang.

Hingga saat ini,China telah mencatat 93.374 kasus virus dan 4.636 kematian sejak wabah itu pertama kali muncul di kota Wuhan.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara soal Covid China, Sampaikan Pesan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular