
Lupakan Euforia Q2, Situasi Ekonomi Kini Kembali Terancam!

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua boleh berbahagia dengan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia 7,07% pada kuartal II-2021. Tapi diharapkan jangan berlama-lama tenggelam dalam euforia tersebut, sebab kuartal selanjutnya, ekonomi tanah air terancam. Terutama dari penyebaran virus covid varian delta.
Mesin pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 berasal dari konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,9% (yoy) melonjak signifikan dibandingkan pertumbuhan pada Kuartal I-2021 yang mengalami kontraksi atau -2,2%.
Kemudian, investasi tercatat mengalami pertumbuhan 7.5% (yoy), dan belanja modal pemerintah melonjak 45,6% (yoy), sementara realisasi investasi dilaporkan tumbuh 16,2%.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana dalam siaran resminya menjelaskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang sedang berlangsung menjadi alasan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 akan menurun.
"Indeks mobilitas menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang lebih rendah pada 21 Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelas Wisnu, dikutip Jumat (6/8/2021).
"Kami berpandangan bahwa tren pemulihan saat ini menghadapi risiko penurunan pada Kuartal III-2021, dari pembatasan yang sedang berlangsung."
Imbas dari adanya PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 9 Agustus 2021 juga tercermin dari PMI Manufaktur pada Juli mengalami kontraksi menjadi 40,1 dari sebelumnya di bulan Juni sebesar 53,5.
"Jika PPKM Level 4 saat ini kembali diterapkan setelah Agustus, maka Indonesia dapat menuju pelemahan terdalam," ujarnya.
Dari perkembangan yang ada, Wisnu memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara full year di tahun 2021 mencapai 3,4%.
Adapun Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan pemulihan pada Semester I-2021 terutama pada Kuartal II-2021 merupakan didorong oleh adanya vaksinasi Covid-19, penyaluran stimulus fiskal dari program PEN 2021.
Serta didukung dengan kebijakan moneter yang akomodatif, serta permintaan dari luar negeri seiring membaiknya pemulihan ekonomi global dan basis yang rendah dibandingkan pada kuartal yang sama tahun lalu.
Andry memperkirakan pemulihan akan terjadi secara bertahap pada paruh kedua tahun ini, di tengah potensi tekanan yang dipicu oleh pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat saat ini.
Melihat upaya pemerintah dalam memperpanjang PPKM Level 3-4 disertai percepatan vaksinasi dapat mengakhiri gelombang Covid-19.
"Pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat hanya dapat mempengaruhi kinerja ekonomi pada Kuartal III-2021. Kami berharap PPKM Darurat Level 3-4 akan dilonggarkan pada Kuartal IV-2021 sehingga pemulihan dapat kembali dipercepat," jelas Andry.
Salah satu pendorong pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini, kata Andry adalah permintaan komoditas dari eksternal yang didorong oleh pemulihan global yang lebih cepat.
Sementara dari permintaan domestik, didorong oleh percepatan vaksinasi, dan inflasi yang relatif rendah dan stabil untuk mendukung daya beli.
Selanjutnya, peningkatan belanja pemerintah pada paruh kedua karena faktor musiman, penerapan UU Cipta Kerja serta peran Indonesia Investment Authority (INA) dalam memperbaiki iklim investasi, serta komitmen pemerintah dan Bank Indonesia untuk mempertahankan kebijakan fiskal akomodatif.
Di sisi lain, risiko yang dihadapi oleh prospek pemulihan adalah mutasi virus, yang dapat dipicu juga oleh buruknya pengendalian krisis pandemi seperti capaian vaksinasi yang tidak sesuai target.
"Secara keseluruhan kami memprediksi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun 2021 mencapai 3,69% atau telah direvisi ke bawah dari proyeksi sebelumnya yang diperkirakan mencapai 4,43%," jelas Andry.
Proyeksi para ekonom bank di atas juga senada dengan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 akan turun menjadi 4% hingga 5,7%.
Bahkan, lanjut Sri Mulyani, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 bisa menyentuh batas atas proyeksi itu. Syaratnya, Indonesia harus mampu mengendalikan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terutama varian delta yang lebih mudah menular dari sebelumnya.
"Momentum bisa terjaga apabila pelaku ekonomi dan masyarakat bisa menjaga. Kita harap berada di range 4-5,7% untuk kuartal III ini," ungkap Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8/2021).
"Ini adalah tantangan. Kita bisa ke upper end kalau delta variant bisa dikendalikan dan ekonomi bisa berjalan normal kembali," katanya melanjutkan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: Semua Mesin Ekonomi Pulih!