Kedelai Bikin Pusing Perajin, Harga Tahu Tempe Siap Naik!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memprediksi bahwa harga kedelai bakal mengalami kenaikan dalam waktu satu bulan mendatang. Fluktuasi harga ini sudah terjadi sejak awal tahun 2021. Perajin pun bersiap menaikkan harga tahu tempe bila tak ada pilihan lain.
Saat itu, pengrajin tahu dan tempe bahkan sampai mogok produksi karena kesal kenaikan harga bahan baku kedelai tidak bisa diikuti dengan kenaikan harga tahu dan tempe di tingkat konsumen.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menjelaskan bahwa pihaknya tidak memikirkan opsi untuk mogok produksi lagi seperti awal tahun. Pihaknya menyadari bahwa kenaikan harga ini buntut dari fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional.
"Nggak ada rencana mogok, karena kami sudah komitmen kalau nggak bisa dibendung ini harga kedelai, akibatnya harga jual, suka atau tidak suka pasti naik. Dulu diakalin dengan perkecil ukuran dan lainnya, tapi sekarang ya sudah naik harga dan yang akan bantu ekspose Kementerian Perdagangan," kata Aip kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/8/21).
Dengan adanya pengumuman resmi dari Kemendag, maka pihaknya tidak ragu untuk menaikkan harga kepada penjual tahu-tempe di pasar. Persoalannya jika tidak ada pengumuman resmi dari Pemerintah, maka bisa terjadi kesalahpahaman antara perajin-penjual hingga pembeli jika sewaktu-waktu ada kenaikan harga
Hal itu sangat dihindari oleh para pelaku usaha. Di tengah situasi sulit saat ini, melayani kebutuhan tahu dan tempe kepada masyarakat jauh lebih penting saat ini. Untungnya, stok bahan baku masih tetap tersedia. Importir terus mengimpor dari beberapa negara produsen seperti Amerika Serikat dan Brazil.
"Importir walau harga fluktuatif, impor sesuai kebutuhan kita maksudnya jumlah tetap dijaga, sehingga kedelai yang ada di Indonesia, yang di perjalanan tetap stabil karena kultur tukang tahu tempe anggota saya, dia belanja tiap hari 20 kg, 50 kg, 80 kg, 100 kg, besoknya beli lagi, jadi untuk kebutuhan hidup," jelas Aip.
Berdasarkan data Kemendag, harga kedelai impor sampai 4 Agustus 2021 kemarin dalam rentang Rp 12.400-12.500/kg. Bila dibandingkan awal Juli 2021 masih bertahan tinggi.
Fluktuasi harga kedelai dunia masih terus terjadi. Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar USD 14,33/bushels (Rp8.924/kg landed price), naik sekitar 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya USD13,60/bushels (Rp8.526/kg landed price).
"Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen. Sehingga, berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan dalam keterangan resmi, Rabu (4/8/21)
(hoi/hoi)