Maskapai Penerbangan Ini Rumahkan Sementara 2.500 Pekerja

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 03/08/2021 14:50 WIB
Foto: Qantas (Screenshot via Youtube Qantas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan asal Australia, Qantas, memutuskan untuk merumahkan sementara 2.500 karyawannya tanpa bayaran selama dua bulan ke depan. Hal ini sebagai imbas dari beberapa tindakan penguncian yang mempengaruhi perjalanan udara di negara itu.

Mengutip Reuters, CEO Qantas Alan Joyce menyebut bahwa mayoritas karyawan ini berada di wilayah New South Wales, yang merupakan Negara Bagian kota Sydney bernaung. Qantas memiliki basis domestik dan internasional yang intensif dari kota terbesar Australia itu.


"Berdasarkan jumlah kasus saat ini, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa perbatasan Sydney akan ditutup setidaknya selama dua bulan lagi," ujar pimpinan perusahaan berlogo Kangguru itu.

Meski tidak mendapatkan bayaran dari perusahaan, para karyawan yang dirumahkan ini akan mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar A$ 750 per minggunya atau setara Rp 7,9 juta.

Pemerintah nasional Australia sendiri telah memutuskan untuk memberlakukan tindakan penguncian yang ketat di kota Sydney demi mengekang penyebaran Covid-19. Bahkan dalam penguncian ini, ratusan tentara diterjunkan ke seluruh kota.

Dilaporkan sejauh ini ada 300 personel tentara, yang tidak bersenjata dan di bawah komando polisi yang berjaga-jaga dan memastikan secaradoor-to-dooruntuk memastikan orang-orang yang dites positif diisolasi di rumah mereka.

Sejauh ini Sydney sendiri memasuki minggu keenam penguncian karena berjuang dengan lonjakan infeksi Varian Delta yang mencatatkan hampir 3.500 kasus sejak yang pertama terdeteksi dari pengemudi taksi limosin yang mengangkut awak kabin maskapai luar negeri.

Tak hanya di Sydney, di kota terbesar ketiga Australia, Brisbane, infeksi positif Covid-19 juga mengalami peningkatan yang pesat. Di kota negara bagian Queensland itu 13 kasus infeksi lokal ditemukan dalam 24 jam terakhir. Angka in merupakan peningkatan dari hari sebelumnya yang menemukan 9 kasus saja.

Australia sedang mengalami siklus penguncian stop-and-startdi beberapa kota setelah munculnya Varian Delta yang bergerak cepat. Diperkirakan pembatasan semacam itu kemungkinan akan bertahan sampai negara tersebut mencapai cakupan vaksinasi yang lebih tinggi.

Perdana Menteri Scott Morrison telah berjanji penguncian akan "lebih kecil kemungkinannya" setelah negara itu menginokulasi 70% populasinya di atas 16 tahun, yang sekarang mencapai 19%. Morrison mengharapkan untuk mencapai tanda itu pada akhir tahun.

Meskipun upaya vaksinasi Australia telah tertinggal dari banyak negara maju lainnya, sejauh ini bernasib jauh lebih baik dalam menjaga jumlah virus corona yang relatif rendah, dengan hanya menemukan di bawah 34.611 kasus Covid-19 dan 924 kematian.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Optimalkan ATR, Maskapai Tekan Emisi dan Hemat Bahan Bakar