FOTO

Biden Soal Jakarta Tenggelam, Ternyata DKI Punya Tanggul Laut

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 02/08/2021 13:10 WIB

Presiden Amerika Serikat, sempat menyinggung soal Jakarta potensi tenggelam terkait perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

1/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di lepas pantai utara Teluk Jakarta belum terdengar lagi kelanjutannya, setelah sempat ada kepastian pembangunannya medio tahun lalu. Saat ini yang sudah terbangun adalah hanya tanggul bibir pantai di utara Jakarta. Dari target 46 km, sudah terbangun 13 km kerja sama Pemprov dan PUPR, tapi tanggul bibir pantai ini hanya sebagai tanggul lapis pertama untuk menangani rob, bagian dari rencana Giant Sea Wall keseluruhan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

2/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Presiden Amerika Serikat, sempat menyinggung soal Jakarta potensi tenggelam terkait perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Apa yang menjadi peringatan Biden, merupakan isu lama dan bahkan pemerintah Indonesia sudah sadar dan bahkan sudah ada rencana mengantisipasinya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

3/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Dijelaskan pak Basuki [Menteri PUPR] satu proyek tanggul laut Rp 5,68 triliun, satu program smelter, satu proyek penyediaan lahan pangan yang berada di Kalimantan Tengah dan ini sedang disiapkan juga," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Mei 2020. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

4/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Saat ini, Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR, Bob Arthur Lambogia juga menjelaskan terkait wacana Jakarta tenggelam menunggu hasil kajian terbaru. Untuk menjawab pertanyaan apakah benar setiap tahun permukaan tanah di Jakarta terus menurun. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

5/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Subsidence (turunnya muka tanah) ini perlu dan sedang membuat rumusan terbaru, apakah masih terus berlanjut. Masih perlu ada kajian baru apakah benar turun terus tiap tahun atau tidak. Apakah turun dalam waktu terbatas atau ada batas hentinya," jelasnya kepada CNBC Indonesia.  "Kita berharap itu berhenti jangan berjalan terus sampai 5 - 10 tahun ke depan, tapi nanti jawabnya dari hasil kajian yang dilakukan," tambahnya.(CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

6/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Ihwal potensi tenggelamnya Jakarta sudah menjadi isu sejak lama. Banjir rob atau masuknya permukaan air laut di wilayah utara Jakarta juga terus terjadi tiap tahun. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

7/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Rencana ini juga tertuang dalam pengembangan National Capital Integrated Coastal Development (NCIC) dalam bentuk Giant Sea Wall, sebuah tanggul raksasa di bagian utara dari teluk Jakarta yang melindungi ibu kota dari banjir. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

8/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Mengutip laporan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) per Mei 2018, tertulis status perkembangan proyek masuk dalam konstruksi. Hasil lengkap review Bappenas atas NCICD ni sudah diserahkan kepada KPPIP. Adapun sumber pendanaan proyek ini berasal dari APBN dan APBD senilai Rp 600 triliun. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

9/9 Giant Sea Wall, tanggul raksasa (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Salah satu penanggulangan ini adalah pembuatan tanggul laut. Seperti yang dilakukan di Jakarta pembuatan tanggul membutuhkan dana mencapai Rp 200 triliun. Selain itu banjir rob juga diperparah dengan munculnya fenomena penurunan permukaan tanah yang terjadi di pesisir utara Jawa antara lain Jakarta, Pekalongan, Semarang, sampai Demak.(CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)