Ultimatum Tito untuk Kepala Daerah Soal Varian Delta Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian terus mengingatkan kepala daerah kalau virus corona mutasi Delta lebih berbahaya dari varian sebelumnya. Untuk menghadapinya butuh langkah antisipatif yang lebih ketat dari sebelumnya.

"Kami datang untuk memotivasi teman-teman (jajaran Pemda) di tengah lonjakan varian baru khususnya varian Delta, agar teman-teman lebih aware, lebih antisipatif dibanding saat menghadapi varian sebelumnya, ujar Tito dalam keterangan resmi, dikutip (2/8).

Hal ini disampaikan Mendagri saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah untuk rapat koordinasi dengan Bupati Kendal dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pertemuan di Pendopo Kabupaten Kendal, Mendagri mengajak serta Dirjen Otonomi Daerah Akmal Malik, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Bahtiar, Dirjen Keuangan Daerah Mochamad Ardian Noervianto dan Kapuspen Benni Irwan.

Kunjungan Tito ke Brebes dan Kendal karena banyak kawasan industri pada daerah itu. Dia tidak menginginkan adanya penularan yang tinggi pada kawasan industri.

"Kita tidak ingin ada klaster Industri," jelasnya.

Tito menyampaikan nampak ada tren penurunan setelah adanya aturan PPKM. Hanya saja masih ada permasalahan soal penyerapan anggaran pada daerah ini. Menurut dia anggaran insentif nakes baru cair sekitar 26,8%.

"Pak Bupati tinggal duduk bareng dengan kepala dinas kesehatan, segera dapat dicairkan karena tenaga kesehatan adalah garis depan dalam menghadapi pandemi. Sehingga insentif itu menaikan semangat," kata Tito.

Dalam dua pekan ini, Mendagri terus keliling daerah dengan mengunjungi daerah di Provinsi Jawa Barat diantaranya Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon.

Di Provinsi Banten, Mendagri bertemu Bupati Tangerang, Walikota Tangerang dan Walikota Tangerang Selatan. Di hadapan Bupati dan Walikota ini, tidak bosan Tito mendorong jajaran Pemerintah daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah tetap kompak dan semangat melawan Covid-19.