
Ramai WNA Jepang Eksodus dari RI, Begini Nasib Proyek MRT JKT

Jakarta, CNBC Indonesia - Eksodus pekerja Jepang dari Indonesia belakangan ini akibat kasus Covid-19 di Indonesia dikhawatirkan berdampak pada proyek penting seperti di Jakarta, antara lain MRT yang banyak melibatkan pekerja Jepang. Namun, kabar baiknya para WNA Jepang yang kerja di MRT memilih bertahan di Jakarta.
Sehingga pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase I 2A CP 201 Ruas Bundaran HI sampai Harmoni dipastikan masih sesuai target pada Maret 2025 nanti. Pembangunan saat ini pada wilayah Stasiun Thamrin hingga stasiun Monas masih berlanjut, dengan progress fisik 19,59%.
"Konstruksi berjalan 19,59%, masih on target dari jalur HI sampai Monas pada Maret 2025," jelas Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Syahbandar pada Forum Jurnalis MRT, Jumat (30/7).
Proses pekerjaan mulai dari pengerjaan D-Wall tiap stasiun, pemasangan king post, hingga penggalian concourse.
Rencana pemindahan Tugu Jam Thamrin juga sudah mendapat persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta melalui penerbitan surat persetujuan pemindahan sementara pada 25 Juni kemarin. Namun karena ada penerapan pembatasan PPKM, pemindahan ini akan dilakukan pada Oktober 2021.
"Pemindahan akan melakukan waktu tiga hari, tugu jam Thamrin akan disimpan pada penyimpanan sementara di Monas," jelasnya.
Adanya pembatasan WNA asing juga tidak belum mempengaruhi progres pengerjaan MRT, melihat ada himbauan dari perusahaan Jepang yang menarik pekerjanya yang ada di Indonesia. Sementara proses pengerjaan MRT dilakukan bersama Shimizu Corporation.
"Kita tidak terdampak adanya mobilisasi TKA kembali ke Jepang, mereka pilih untuk ada di Jakarta menyelesaikan proyeknya," kata William.
Namun, kontrak proyek MRT ke depan dengan perusahaan jepang harus diantisipasi. Walaupun sampai saat ini dari kontraktor maupun konsultan belum ada permintaan mendatangkan TKA dari negaranya.
"Kita akan berkoordinasi terus dengan pemerintah pusat Kemenlu, dan kedutaan untuk memberikan kebijaksanaan jika hal itu sampai terjadi. Kalau itu ad akita pastikan mereka tentu akan difasilitasi," katanya.
Selain itu antisipasi lainnya, dengan memaksimalkan tenaga kerja lokal. Supaya tidak ada kesulitan mengenai tenaga kerja yang berakibat pada perlambatan proyek.
Progres CP 202 Harmoni-Mangga Besar
Untuk paket konstruksi CP 202 - CP 205 dari Harmoni - Mangga Besar beserta paket sistemnya, sudah dalam proses direct contracting. William mengatakan sudah ada proses negosiasi dan evaluasi dengan kontraktor yang dipilih, hingga penandatangan kontrak pada bulan Agustus, bersamaan dengan proyek CP 203 dari Mangga Besar - Kota.
"Jadi semua masih dalam progres, sesuai dengan dalam targetnya," kata William.
Lalu dalam proses pengadaan CP 206, jumlah pengadaan kereta mencapai 14 trainset dalam 2 batch pengadaan di Agustus 2027 dan Desember 2029. Perusahaan juga sudah melakukan market sounding pada 21 Juli 2021.
Sementara untuk fase 2B untuk ruas Kota - Ancol, sepanjang 6 km dengan konstruksi layang, saat ini masih dalam proses fact finding, dengan sumber pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Fact Finding dalam waktu sebulan, lalu Appraisal mission pada September, hingga target penandatanganan loan dilakukan pada November, kita juga masih on target untuk proses ini," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya