Begini Nasib Ekonomi RI Sesuai Ramalan Sri Mulyani dan Luhut
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario terkait penyebaran kasus positif covid-19. Dari skenario berhasil, moderat hingga tentu saja paling berat.
Skenario berhasil sebenarnya sempat disusun pemerintah ketika awal tahun. Pemerintah membayangkan covid akan berakhir pada April 2021. Hanya saja tidak terwujud.
"Pada saat awal 2021 karena diprediksi saat itu bahwa covid akan selesai di April, dengan pertimbangan-pertimbangan bermacam-macam termasuk vaksin," ungkap Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021)
Fokus pemerintah saat itu bergeser ke percepatan pemulihan ekonomi nasional. Terlihat beberapa pos belanja dalam penanganan covid mulai dikurangi. Misalnya pemberian insentif maupun bantuan sosial (bansos).
Selang beberapa bulan, tepatnya pasca Hari Raya Idul Fitri, kasus covid menanjak. Penyebabnya memang tak lepas dari mudik, lemahnya protokol masyarakat dan kehadiran varian delta serta ketidaksigapan pemerintah membaca situasi.
Dalam sebulan kasus covid terus-menerus mencapai rekor tertinggi, hingga di atas 50 ribu dalam sehari. Rumah Sakit (RS) di pusat kota tidak mampu lagi menampung pasien, tenaga kesehatan kewalahan hingga obat dan oksigen langka. Hasilnya tercermin dari kematian di atas 1.000 orang per hari.
Pemerintah mengambil respons lewat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat untuk Jawa Bali yang dikomandoi oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Skenario terburuk yang disiapkan adalah kesiapan fasilitas kesehatan ketika kasus positif mencapai 40 ribu per hari .
"Kita sudah hitung worst case, lebih dari 40 ribu gimana suplai oksigen, obat, rumah sakit, semua sudah kami hitung," tegas Luhut.
(mij/mij)