Pandemi Covid-19

Krisis Selalu Melahirkan Pengusaha Baru, Ini Buktinya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 July 2021 17:05
Ilustrasi pembuat dodol. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Ilustrasi pembuat dodol. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada anggapan setiap krisis selalu melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Bagaimana dengan krisis Pandemi Covid-19 yang sudah setahun setengah ini?

Faktanya memang tidak sedikit yang akhirnya membuka usaha baru, misalnya Deni Muhammad Arif  berani untuk mengambil alih pabrik dodol meski saat itu awam mengenai proses bisnisnya. Bermula pada medio Agustus 2020 kala dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 hebat.

"Nekat meski nggak punya keahlian di dodol akhirnya saya sewa pabriknya, karena penasaran juga, dua bulan penelitian resep dan sebagainya bisa produksi dan Alhamdulillah kualitas dodol kita bisa diterima di pasaran," kata Deni kepada CNBC Indonesia, Senin (26/7/21).

Ia mendapat tawaran dari seorang pengusaha dodol yang sudah mau kolaps. Namun, karena penasaran dengan bidang itu tapi berani mencoba. Ia yang sudah memiliki toko makanan ringan dan oleh-oleh di Garut menyadari bahwa dodol menjadi salah satu objek yang paling laku. Ketika mengakuisisi pabrik dodol, Deni sudah memiliki dua toko yang keduanya berada di Garut, namanya Pos Snacks yang sudah berjalan 3 tahun terakhir.

Ia hanya berkecimpung di dunia pemasaran ritel kepada masyarakat, sementara produksi belum pernah mencoba. Ternyata, keputusannya tidak salah karena hingga saat ini dia sudah memiliki 15 pegawai khusus, mereka bekerja di bagian produksi, marketing, dan supir pengantar.

"Saat ini produksi baru 1,5 ton atau sekitar 50 kardus, masing-masing 10 Kg. Distribusi di Jawa Barat, sampai Jawa Tengah misalnya di Solo, Kendal. Kemarin lebaran sampai Lampung," jelas Deni.

Mantan kameraman TV nasional yang sudah bekerja selama 12 tahun itu kini memiliki niat untuk menambah cabang tokonya di dua tempat sehingga nantinya bisa menjadi 4 toko. Saat ini, sejumlah persiapan sedang dilakukan. Harapannya Ia bisa menambah lebih banyak lagi serapan tenaga kerja.

"Tahun lalu pas awal pandemi keluar kerja dan fokus di usaha, beberapa bulan kemudian saya ambil alih pabrik dodol ini, ternyata keputusan yang tepat," jelas pria berusia 39 tahun tersebut.

Setali tiga uang, Mohammad Rizki, pemuda 26 tahun asal Bogor ini membuka usaha bisnis online pada awal pandemi Covid-19. Sebelumnya, Ia bekerja di travel umroh dan haji, namun karena situasi tidak memungkinkan adanya haji dan umroh hingga saat ini. Ia memberanikan diri untuk membuka usaha bisnis dengan membuka toko online di Tokopedia dengan nama Human Merchandise pada April 2020.

"Di toko ini saya membaginya menjadi dua kategori, ada baju untuk kegiatan sehari-hari maupun kurma. Untuk penjualan kurma yang menjadi andalan ketika momen lebaran, tahun ini dan tahun lalu saya menjual lebih dari 100 box, baik via e-commerce maupun yang menghubungi saya langsung," kata Rizki.

Dalam menjalankan bisnis secara daring, Ia menyadari bahwa algoritma toko online sangat dinamis. Karenanya, Ia berusaha mendobrak pasar dengan fitur TopAds dari e-commerce, tujuannya agar bisa lebih menjangkau pasar secara luas.

"Alhamdulillah, pesanan ada saja yang masuk meskipun sedang PPKM. Jadi karena cakupannya luas, saya juga menjual ke banyak wilayah lain seperti Sumatera dan beberapa pulau lain. Jadi bisa juga secara satuan maupun grosir," sebut Rizki.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Keroyokan Galang Donasi untuk Atasi Pandemi Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular