Ekspor Batu Bara Semester I 2021 Drop 7,17%

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 July 2021 12:57
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor batu bara RI pada semester I 2021 tercatat mencapai 157,16 juta ton atau baru mencapai 32,24% dari target 487,50 juta ton.

Bila dibandingkan dengan capaian ekspor pada semester I 2020 yang tercatat sebesar 169,3 juta ton, ekspor pada Januari-Juni 2021 ini turun 7,17%.

Capaian tersebut berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip CNBC Indonesia, Senin (26/07/2021). Namun data ini disebut bisa diperbarui lagi dari Minerba Online Monitoring System (MOMS).

Secara rinci, ekspor batu bara RI pada semester I 2021 ini tercatat sebagai berikut:
- Januari 28,96 juta ton,
- Februari 26,16 juta ton,
- Maret 26,83 juta ton,
- April 26,94 juta ton,
- Mei 25,71 juta ton,
- Juni 22,56 juta ton.

Sementara itu, untuk ekspor pada semester I 2020 secara rinci sebagai berikut:
- Januari 32,01 juta ton,
- Februari 29,22 juta ton,
- Maret 31,2 juta ton,
- April 25,8 juta ton,
- Mei 24,29 juta ton,
- Juni 26,78 juta ton.

Ekspor batu bara pada semester I 2021 ini bisa dikatakan rendah di tengah lonjakan harga batu bara. Kementerian ESDM menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) Juli 2021 sebesar US$ 115,35 per ton, naik hampir 15% dari HBA Juni 2021 US$ 100,33 per ton.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, HBA di bulan Juli 2021 ini menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Meski kini harga batu bara di pasar internasional relatif turun, namun pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (23/07/2021), harga bara di pasar ICE Newcastle masih berada pada posisi di atas US$ 140 per ton, tepatnya US$ 146,7 per ton, turun tipis 0,01% dari hari sebelumnya.

Kendati kini turun tipis, namun harga batu bara telah jauh meroket dibandingkan awal tahun yang masih sempat di bawah US$ 80 per ton.

Sementara di sisi produksi, produksi batu bara RI pada semester I 2021 tercatat mencapai 297,94 juta ton, atau 47,67% dari target tahun ini 625 juta ton.

Bila dibandingkan dengan semester I 2020 yang mencapai 283,3 juta ton, ini berarti produksi pada semester I 2021 naik 5,2%.

Sebelumnya, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memproyeksikan ekspor batu bara tahun 2021 ke China sebesar 160 juta ton. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia.

Menurutnya target 160 juta ton ini masih dibahas dalam conference call dengan pihak China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA).

"Namun tentu hasilnya sangat tergantung dengan kesepakatan business-to-business (B to B) dan juga kuota impor Tiongkok," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (06/04/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, target ekspor ke China itu berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) antara APBI dengan CCTDA pada November 2020 lalu. Nota kesepahaman kerja sama ini juga bertujuan untuk mencapai volume ekspor ke China sebesar 200 juta ton pada 2023.

Dia menegaskan angka tersebut adalah angka yang diinginkan. Akan tetapi realisasinya tergantung dari kesepakatan B to B dari pelaku usaha eksportir Indonesia dan importir China.

"Selain itu juga sangat tergantung sejauh mana pemerintah Tiongkok dalam mengatur kuota impor mereka," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Batu Bara RI Sudah Separuh Target, Tembus 346 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular