Harga Minyak Meroket, Penerimaan Hulu Migas Tembus Rp97 T

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
19 July 2021 12:40
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penerimaan negara dari sektor hulu migas pada semester I 2021 sebesar US$ 6,67 miliar atau Rp 96,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$) atau sudah mencapai 91,7% dari target tahun ini US$ 7,28 miliar.

Capaian ini disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers, Jumat (16/07/2021).

"Penerimaan negara US$ 6,67 billion pada semester pertama 2021 atau 91% dari target tahun ini US$ 7,28 billion," papar Dwi dalam konferensi pers, Jumat (16/07/2021).

Tingginya penerimaan negara dari sektor hulu migas ini tak lain karena dipicu melonjaknya harga minyak mentah dunia. Pada 2020 rata-rata harga minyak mentah dunia jenis Brent berada di kisaran US$ 43 per barel, lalu pada 2021 hingga semester I ini rata-rata mencapai US$ 65 per barel.

Begitu pun dengan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) pada Juni 2021 telah mencapai US$ 70,23 per barel, jauh lebih tinggi dari asumsi ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang dipatok sebesar US$ 45 per barel.

Dia mengatakan, selain karena kenaikan harga minyak, perlu ada upaya lain untuk mendorong penerimaan negara, salah satu hal yang dilakukan adalah melalui efisiensi, terutama dalam hal ongkos produksi.

Pada semester I 2020 ongkos produksi per barel adalah US$ 13,71, namun pada semester I 2021 ongkos produksi bisa ditekan menjadi US$ 12,17 per barel. Ini artinya, ada efisiensi sekitar 12%.

"Cost semester 1 2020 dari US$ 13,71 per barrel oil equivalent, di 2021 semester I adalah US$ 12,17 per barel ekuivalen, ini adalah cost production yang digunakan di semester 1," jelasnya.

"Berarti ada efisiensi 12%, kita bisa meningkatkan efisiensi untuk biaya produksi sebesar 12%," lanjutnya.

Menurutnya, kesinambungan tata kelola juga harus dilakukan perbaikan, di dalam Rencana Strategis (Renstra) Oil and Gas (IOG) 4.0 salah satu yang didorong adalah program pelayanan satu pintu atau One Door Service.

Dia mengatakan, proses pelayanan administrasi di SKK Migas dari yang semula diproses dalam tiga hari kerja kini menjadi 1,6 hari kerja.

Seperti diketahui, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juni 2021 naik 7,23% menjadi US$ 70,23 per barel atau naik US$ 4,74 per barel dari US$ 65,49 pada Mei 2021.

Kenaikan ICP bulan Juni ini dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dunia, hasil dari percepatan program vaksinasi Covid-19, sehingga mendorong peningkatan harga minyak utama di pasar internasional selama Juni 2021.

Harga minyak dunia turun lumayan dalam perdagangan Senin (19/07/2021) pagi ini, namun masih di atas US$ 70 per barel. Kesepakatan di level OPEC+ soal kebijakan produksi jadi pemberat harga si emas hitam.

Pada Senin (19/7/2021) pukul 08:10 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 72,62/barel, turun 1,32% dari posisi akhir pekan lalu. Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 70,94 per barel, atau ambles 1,21%.

Sebelumnya, Dwi pernah memproyeksikan pendapatan negara dari sektor hulu migas pada 2021 ini bisa mencapai US$ 9,84 miliar. Dwi menyampaikan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/05/2021).

"Kami laporkan APBN tetapkan target penerimaan negara tahun ini US$ 7,2 miliar. Outlook (penerimaan negara) 2021 kami perkirakan bisa mencapai US$ 9,9 miliar," papar Dwi dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/05/2021).

Perkiraan kenaikan ini dikarenakan kenaikan ICP tahun ini yang berada di atas APBN US$ 45 per barel.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SKK Migas Bocorkan Ramalan Harga Minyak di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular