CNBC Indonesia Economic Update

Ekonomi RI Digenjot Tumbuh 7% Biar Segera Jadi Negara Maju!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 July 2021 09:27
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa
Foto: Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia harus tumbuh rata-rata 7% setiap tahunnya bila ingin jadi negara maju pada 2036 mendatang. Ini adalah tantangan besar saat Indonesia masih dihantam covid-19.

"Kalau mau cepat, tingkat pertumbuhan ekonomi harus naik 7%," ungkap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam CNBC Economic Update dengan tema 'Kebangkitan Ekonomi Indonesia', Senin (19/7/2021).

Posisi Indonesia kini memang berada di kelas menengah bawah, turun dari sebelumnya akibat resesi yang terjadi pada 2020 silam. Berdasarkan laporan Bank Dunia Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia sebesar US$ 3.979 per kapita (sebelumnya US$ 4.050 per kapita).

"Bappenas memperhitungkan pada 2022 Indonesia kembali ke upper middle income," jelas Suharso. Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang berlangsung cepat.


Pandemi covid memang memukul perekonomian cukup dalam. Padahal sebelumnya diperkirakan Indonesia hanya butuh pertumbuhan ekonomi rata-rata 5-6% bila ingin menjadi negara maju atau tidak ingin terjebak dalam negara kelas menengah atau middle income trap (MIT).

Suharso menyampaikan, jika bertahan dengan asumsi tersebut, maka butuh sampai 2045 untuk mencapai target, Maka dari itu dibutuhkan pertumbuhan sebesar 7% dan peluang tersebut cukup besar.

"Indonesia harus tumbuh 7%, kami melihat peluang itu," terangnya.

Pemerintah tentunya akan memacu ekonomi hijau dalam target tersebut. Seperti yang dilakukan oleh banyak negara. Peluang ekonominya sangat besar, termasuk juga penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan serta menyelamatkan lingkungan.

"Kita susu perencanaan tidak dengan cara ekonomi konvensional, tapi dengan ekonomi hijau," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lupakan Euforia Q2, Situasi Ekonomi Kini Kembali Terancam!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular