Jadi Penentu Harga Minyak, OPEC+ Gelar Pertemuan Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan para sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ akan menggelar pertemuan pada Minggu (18/07), untuk menyepakati peningkatan pasokan minyak yang digelar secara virtual.
Langkah ini dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia seiring dengan pulihnya ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19.
Dilansir dari Reuters, sebelumnya pertemuan OPEC+ di awal bulan Juli ini gagal menyelesaikan kesepakatan atas kebijakan produksi baru antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
OPEC+ tahun lalu menyetujui rekor pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) untuk mengatasi penurunan permintaan yang disebabkan pandemi dan secara bertahap melonggarkannya menjadi sekitar 5,8 juta barel per hari.
Organisasi tersebut juga telah merencanakan untuk mengurangi pengurangan sebesar 2 juta barel per hari secara bertahap yang dimulai pada bulan Agustus hingga Desember 2021 dikarenakan harga minyak yang telah naik ke level tertinggi selama 2,5 tahun terakhir.
Sumber internal mengatakan bahwa produsen utama OPEC+ telah mencapai kesepakatan awal untuk secara bertahap meningkatkan produksi minyak hingga Desember 2021 dan memperpanjang pakta perjanjian hingga akhir 2022, namun ada beberapa detail yang belum disepakati.
Sementara Arab Saudi dan UEA telah mendukung peningkatan produksi minyak secepat mungkin. UEA keberatan dengan gagasan Saudi untuk memperpanjang pakta manajemen pasokan keseluruhan hingga Desember 2022 dari sebelumnya hingga April 2022.
UEA berargumen bahwa mereka menginginkan kuota produksi yang lebih tinggi jika pakta itu diperpanjang. Kuota produksi yang lebih tinggi untuk UEA dan negara yang berpotensi melakukan hal serupa yakni Irak dan Kuwait akan menjadi agenda pada hari Minggu, menurut tiga sumber di OPEC+.
OPEC+ harus memutuskan kapan kuota output yang lebih tinggi, atau yang dikenal sebagai baseline tersebut untuk segera ditetapkan. Sumber tersebut mengatakan UEA dimungkinkan menaikkan baseline-nya menjadi 3,65 juta barel per hari mulai April 2022 dari sebesar 3,16 juta saat ini.
Namun masih belum jelas di periode kapan OPEC+ akan menyepakati kenaikan pasokan minyak. Jika ditetapkan pada Agustus 2021, hal ini mungkin sulit dilakukan sebab Arab Saudi telah menetapkan harga jual resmi untuk minyaknya dan menambah jumlah pasokannya yang dinilai dapat mengecewakan para konsumen.
(hoi/hoi)