Kasus Meroket, Australia Perketat Lockdown di Sydney

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 July 2021 17:30
Lockdown Sydney diperpanjang. (AP/Joel Carrett)
Foto: Lockdown Sydney diperpanjang. (AP/Joel Carrett)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Australia menghentikan kegiatan di Kota Sydney, mulai dari kegiatan di gedung perkantoran dan kegiatan ritel. Bahkan ada ancaman denda bagi bos yang meminta stafnya datang ke kantor.

Kasus Covid-19 terus meningkat dalam tiga pekan membuat lockdown dilakukan di seluruh kota. Pihak berwenang di negara bagian New South Wales juga melarang ratusan ribu orang keluar dari wilayahnya untuk bekerja.

Hal ini dikarenakan ada 111 kasus baru dalam 24 jam, naik dari 97 kasus di hari sebelumnya. Negara bagian juga mencatatkan tiga kematian sejak awal tahun sehingga total secara nasional menjadi 913 kasus kematian awal pandemi.

Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan saat ini negara bagian sedang mengalami tantangan yang sedemikian rupa.

Melansir dari Reuters, Sabtu, (17/07/2021) kota dengan penduduk 5 juta orang terbesar di Australia ini telah melakukan lockdown sejak 26 Juni dan akan berakhir pada 30 Juli. Lockdown dilakukan setelah seorang pengemudi transit bandara membawa virus ke masyarakat dan memicu wabah varian yang sangat menular sebagaimana disampaikan otoritas.

Lebih dari 1.000 orang di kota dan distrik sekitarnya dinyatakan positif. Salah satu yang menjadi perhatian para pemimpin kesehatan adalah jumlah orang yang menularkan virus sebelum mereka dinyatakan positif.

Kegiatan niaga yang boleh operasi hanya supermarket, apotek, dan gerai perangkat keras. Sementara pekerjaan bangunan harus dihentikan hingga 30 Juli. Termasuk pembersihan, pemeliharaan properti, dan renovasi rumah.

Australia menghindari tingginya penularan Covid-19 dan kematian di negara lain pada tahap awal pandemi karena respons tegas yang mencakup penutupan perbatasan, perintah tinggal di rumah, dan langkah-langkah stimulus ekonomi.

Tetapi 18 bulan kemudian, pemerintah federal menghadapi kritik atas peluncuran vaksin yang lamban. Hanya di atas 10% dari 25 juta orang Australia yang sudah mendapatkan vaksin penuh.

Ekonomi Australia telah bangkit kembali setelah terjun ke dalam resesi tahun lalu, tetapi lockdown terbaru dan penutupan perbatasan negara bagian mengancam untuk mengembalikannya ke pertumbuhan negatif.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Jokowi di Awal Covid: Banyak Negara Lockdown, RI Tidak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular