Terungkap! Ini Alasan di Balik Kebijakan Vaksin Berbayar

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 July 2021 15:10
Keterangan Pers Menkopolhukam Mahfud MD di Kantor Presiden, Selasa (9/3/2021). (Tangkapan layar Setpres RI)
Foto: Keterangan Pers Menkopolhukam Mahfud MD di Kantor Presiden, Selasa (9/3/2021). (Tangkapan layar Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan alasan di balik adanya inisiatif untuk vaksinasi dari sektor swasta. Sehingga vaksin tersebut dibeli oleh korporasi swasta tanpa bantuan dari dana APBN pemerintah.

Dalam cuitannya di akun @mohmahfudmd, Mahfud menjelaskan bahwa sektor swasta berniat untuk melakukan mencetak vaksinator dan melakukan vaksinasi, di luar vaksin pemerintah. Dengan harapan bahwa program vaksinasi bisa berjalan lebih cepat seperti target pemerintah sehingga sektor esensial nantinya bisa bekerja.

Vaksin dari sektor swasta ini ditujukan oleh para perusahaan untuk memberikan vaksin untuk karyawannya dan melakukan vaksinasi sendiri.

"Idenya swasta akan memvaksinasi dan mencetak vaksinator sendiri agar industri dan sektor-sektor esensial bisa bekerja. Pelaksanaannya tidak menggunakan APBN dan vaksin pemerintah," tulis Mahfud, dikutip Sabtu (17/7/2021).

Namun karena banyaknya penolakan yang terjadi di publik mengenai inisiatif tersebut, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melarang pelaksanaan program vaksinasi tersebut.

Diakuinya bahwa saat ini ketersediaan tenaga medis di Indonesia sangat kurang untuk melaksanakan program vaksinasi ini. Berdampak pada makin banyaknya antrean yang terjadi ketika vaksinasi dilakukan.

"Presiden menetapkan, tidak ada vaksin berbayar, semua vaksinasi gratis utk rakyat. Sejak awal kebijakannya begitu. Semula ide vaksin berbayar muncul krn ledakan Covid varian Delta. Pemerintah menggencarkan vaksinasi, vaksin ada tp tenaga vaksinator tidak cukup. Terjadi antrean rakyat," tulisnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa saat ini TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah turun tangan untuk melatih tenaga vaksinator. Namun tetap saja hingga saat ini masih belum bisa menutupi kekurangan tenaga kesehatan.

Untuk itu, pemerintah berencana untuk melatih mahasiswa kebidanan dan kedokteran untuk terlibat dalam program tersebut menjadi vaksinator.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular