
Tiga BUMN Sinergi Garap Co-firing di 52 Lokasi PLTU

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diantaranya PT PLN (Persero), PTPN Group dan Perhutani bersinergi dalam menggarap proyek co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kerjasama ini diresmikan dalam penandatanganan Head of Agreement (HoA) penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyambut baik sinergi ketiga BUMN ini. Menurutnya co-firing PLTU punya kontribusi besar dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT). Juga menjadi bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.
"Untuk itu, sinergi tiga BUMN ini sangat penting dalam menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, serta memberi nilai tambah bagi bisnis Perhutani dan PTPN," paparnya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, (16/07/2021).
Menurutnya demi meningkatkan nilai keekonomian diperlukan supply chain atau rantai logistik yang efisien. Kementerian BUMN, imbuhnya, telah menargetkan program co-firing dalam Strategic Mapping BUMN untuk klaster energi untuk membangun ketahanan energi.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan salah satu tujuan dari co-firing adalah untuk memenuhi target bauran energi 23% pada tahun 2025 mendatang. Sejauh ini menurutnya PLN menargetkan 52 lokasi co-firing PLTU tersebar di seluruh Indonesia.
"Untuk itu, dibutuhkan pasokan biomassa sebesar 9 juta ton/tahun pada 2025 dan ke
depannya yang diharapkan dapat dipenuhi dari Perhutani dan PTPN dari fasilitas yang posisinya terjangkau dari 52 lokasi tersebut," paparnya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama PTPN Group Mohammad Abdul Ghani. Dia mengatakan program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program 'Green Booster' untuk mendukung target bauran EBT.
Menurutnya PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar antara lain Biomassa dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV. PTPN Group mengestimasikan dapat menyuplai 500 ribu ton tandan kosong segar kepada PLN.
"Angka tersebut dapat berkembang hingga 750 ribu ton tankos segar per tahun pada 2024 sesuai dengan RJPP PTPN Group. Dan diharapkan program ini akan menghasilkan penurunan emisi GRK dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik," jelasnya.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, mengatakan saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta Ha di pulau Jawa & Madura. Dan 1,3 juta Ha di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh Anak Perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman energi.
Luas lahan yang telah dikembangkan menjadi hutan tanaman energi seluas ±27 ribu Ha dari rencana seluas sekitar 70 ribu Ha. "Ke depannya Perhutani juga akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip," katanya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTU Makin Tergusur, 51,6% Listrik RI Bakal dari Energi Hijau