
Harga Minyak Melambung, Investasi Migas RI Masih Lemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia saat ini tengah mengalami tren kenaikan harga. Di perdagangan pagi hari ini, Jumat (16/7/2021) pukul 08:13 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 73,48 per barel.
Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) pada Juni 2021 naik 7,23% menjadi US$ 70,23 per barel atau naik US$ 4,74 per barel dari US$ 65,49 pada Mei 2021.
Namun di tengah kenaikan harga minyak, tren investasi di hulu minyak dan gas bumi (migas) malah masih rendah. Pada semester I 2021, capaian investasi di hulu migas baru mencapai US$ 4,92 miliar atau 39,7% dari target tahun ini US$ 12,38 miliar.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini investasi sektor hulu migas memiliki sejumlah tantangan, salah satunya mengenai isu transisi energi, sehingga energi fosil seperti migas mulai kurang dilirik.
"Di samping adanya isu-isu energi baru terbarukan (EBT), pemain migas dunia konsentrasi pada portofolio masing-masing," paparnya dalam konferensi pers, hari ini, Jumat (16/07/2021).
Menurutnya, saat ini pihaknya dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang melakukan pembahasan untuk membuat iklim investasi di sektor hulu migas ini tetap menarik.
"Terjadi tarik menarik buat iklim investasi jadi kompetitif, ini jadi pembahasan baik di SKK maupun ESDM," ujarnya.
Ketidakpastian pada permintaan energi kala pandemi ditambah isu transisi energi ke EBT membuat perusahaan raksasa minyak dan gas bumi (migas) global mengerem investasinya.
Exxon Mobil, Shell, dan BP menahan pengeluaran investasinya meski harga minyak sedang naik dan jauh lebih tinggi dibandingkan saat awal pandemi 2020 lalu.
Mengutip Reuters, perusahaan asal Belanda, Shell, menahan belanja modal mereka tidak lebih dari US$ 22 miliar pada 2021 ini.
Berdasarkan data Redburn, dikutip dari Reuters, belanja modal sejumlah perusahaan migas dunia antara lain Shell, BP, Total, Eni, Equinor, OMV, pada 2021 diperkirakan mencapai US$ 59,9 miliar untuk hulu migas dan US$ 8,7 miliar untuk energi terbarukan. Sementara pada 2020 total belanja modal mereka sekitar US$ 62,5 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas