
Gambaran Kasus Covid RI, Sudah Masuk Skenario Terburuk?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus covid di tanah air sudah memasuki skenario terburuk yang diperkirakan oleh pemerintah. Dalam dua hari terakhir kasus covid bertambah di atas 40 ribu orang per hari. Ada yang sembuh tapi tak juga sedikit meninggal dunia.
Skenario ini sempat disampaikan oleh Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan. Skenario dibuat untuk memberi gambaran kepada masyarakat sekaligus menyiapkan antisipasinya.
"Kita sudah hitung worst case, lebih dari 40 ribu gimana supply oksigen, obat, RS semua sudah kami hitung," kata Luhut beberapa waktu lalu.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sudah berjalan selama 10 hari. Mobilitas penduduk di Jawa Bali memang turun hingga 15%, tapi sayangnya penambahan kasus covid masih terus berlangsung.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan kasus baru Covid-19 bertambah 47.899 pasien pada hari kemarin. Total konfirmasi positif di Indonesia akhirnya menembus 2,615 juta kasus. Sementara kasus aktif menembus 407.709 orang.
Ada 864 orang yang meninggal dunia, sehingga totalnya menjadi 68.219 orang. Sementara kesembuhan bertambah 20.123 orang dalam sehari dan totalnya ada 2,139 juta pasien.
Luhut masih optimistis tambahan kasus positif bisa melandai. Setidaknya bisa turun ke bawah 30 ribu per hari. Sehingga beban Rumah Sakit (RS), khususnya tenaga kesehatan bisa berkurang.
Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), tidak begitu kaget dengan kondisi sekarang. Bahkan menurutnya bisa lebih buruk dari yang sekarang. Namun dengan adanya skenario, berarti ada antisipasi yang disiapkan.
"Kita tidak kaget dengan kasus positif. Tapi justru dengan temuan kasus cepat, kita bisa mengukur cepat dan menyelamatkan jiwa lebih cepat. Begitu prinsipnya," jelasnya kepada CNBC Indonesia.
Jumlah spesimen yang diperiksa pada hari ini adalah 159 ribu orang, maka positivity rate sebesar 30%. Hermawan mendorong peningkatan testing oleh pemerintah, paling tidak mencapai 900 ribu - 1 juta tes per harinya.
"Sehingga jangan takut dengan kasus yang besar, tapi dengan kasus temuan yang besar kita cepat menolong dan menyelamatkan jiwa dan mampu mengukur risiko untuk mitigasi," paparnya.
Halaman Selanjutnya >> Dampak PPKM Darurat ke Ekonomi Dalam Skenario Terburuk
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpaksa harus mengoreksi asumsi makro ekonomi di awal paruh kedua 2021. Ekonomi yang tadinya bisa tumbuh 5%, diperkirakan hanya mampu di level 3%.
Hal ini tak lepas dari ledakan kasus covid-19, dipicu penyebaran varian delta yang katanya lebih ganas dan semakin kendornya protokol kesehatan oleh masyarakat.
Capaian perekonomian pada paruh pertama sebetulnya cukup gemilang. Kuartal I memang masih kontraksi, namun seiring peningkatan mobilitas masyakarat, ekonomi kuartal II diperkirakan tumbuh sampai 7-8%.
Indeks kepercayaan konsumen meningkat hingga indeks produksi manufaktur bahkan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.
"Kemudian kita melihat munculnya varian delta dari virus corona yang begitu dominan," ujar Sri Mulyani
dalam CNBC Indonesia Economic Update dengan Tema "Kebangkitan Ekonomi Indonesia".
"Hal ini yang mungkin perlu untuk kita di satu sisi memiliki alasan untuk memiliki harapan bahwa tahun 2021 tetap merupakan tahun pemulihan, namun kita tidak lengah dan tetap waspada. Seperti yang tadi juga disampaikan varian Covid-19 yang terus berubah dan ini menimbulkan ancaman," paparnya.
Atas kondisi tersebut, Sri Mulyani menyiapkan skenario moderat hingga berat. Diawali dengan PPKM Darurat dengan skenario moderat dan berat berjalan sampai dengan 4-6 minggu.
Dengan skenario tersebut maka implikasi ke tingkat konsumsi masyarakat akan melambat. Pemulihan ekonomi akan tertahan, pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi melambat ke 4,0 - 5,4% yoy dan kuartal IV 4,6 - 5,9%.
Pemerintah harus mengoptimalkan belanja agar ekonomi tidak kembali melemah seperti tahun sebelumnya. Di samping tetap mendorong pertumbuhan ekspor dan investasi. Bila tidak ada tekanan lagi, maka ekonomi sampai akhir tahun diproyeksikan di level 3,7-4,5%.
Sri Mulyani mengakui skenario yang lebih berat tentu bisa saja terjadi. Hanya saja berdasarkan data terkini, skenario tersebut yang dimungkinkan terjadi.
"Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penasihat Luhut Ungkap Kunci Sukses PPKM Darurat, Apa Itu?
