Stok Obat Covid Dipastikan Cukup, Kok Banyak Ngeluh Langka?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
10 July 2021 19:15
Pedagang melayani pengunjung di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Tingginya kasus positif Covid-19 di Jakarta membuat penjualan alat kesehatan, obat, dan vitamin di Pasar Pramuka meningkat hingga 100 persen. Salah satu pedagang di Pasar Pramuka mengatakan untuk obat-obatan vitamin paling banyak di konsumsi. Iya mengatakan vitamin C yang banyak dibeli karena dianggap mampu meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Meski banyaknya permintaan, para pedagang pasar tidak menaikkan harga. Harga jual vitamin yang berkisar mulai dari Rp30 ribu hingga di atas Rp100 ribu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak masyarakat yang mengeluhkan stok obat untuk terapi Covid-19 susah didapatkan atau langka. Bahkan banyak masyarakat yang mencari obat menggunakan bantuan media sosial.

Media sosial digunakan sebab, di apotek dan RS terdekat tempat tinggal mereka stok obat kosong. Begitu juga di aplikasi kesehatan yang biasa menjual stok obat tersebut tertulis abis.

Padahal, Kementerian Kesehatan mengklaim stok obat untuk terapi Covid-19 sangat mencukupi. Obat tersebut tersebar di Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia, di instalasi farmasi pusat hingga di industri farmasi dan PBF.

Pedagang melayani pengunjung di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Tingginya kasus positif Covid-19 di Jakarta membuat penjualan alat kesehatan, obat, dan vitamin di Pasar Pramuka meningkat hingga 100 persen. Salah satu pedagang di Pasar Pramuka mengatakan untuk obat-obatan vitamin paling banyak di konsumsi. Iya mengatakan vitamin C yang banyak dibeli karena dianggap mampu meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Meski banyaknya permintaan, para pedagang pasar tidak menaikkan harga. Harga jual vitamin yang berkisar mulai dari Rp30 ribu hingga di atas Rp100 ribu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Pedagang melayani pengunjung di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Tingginya kasus positif Covid-19 di Jakarta membuat penjualan alat kesehatan, obat, dan vitamin di Pasar Pramuka meningkat hingga 100 persen. Salah satu pedagang di Pasar Pramuka mengatakan untuk obat-obatan vitamin paling banyak di konsumsi. Iya mengatakan vitamin C yang banyak dibeli karena dianggap mampu meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Meski banyaknya permintaan, para pedagang pasar tidak menaikkan harga. Harga jual vitamin yang berkisar mulai dari Rp30 ribu hingga di atas Rp100 ribu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Namun, saat ini yang menjadi kendala ada pendistribusiannya. Sehingga banyak obat di lapangan yang kosong terutama di zona merah.

"Memang ini ada kendala di distribusi. Distribusi memang harus dipercepat karena stok ada dan sekarang kita dorong industri dan PBF (percepat distribusi) agar masyarakat bisa terus mengakses," ujarnya dalam webinar virtual, Sabtu (10/07/2021).

Menurutnya, saat ini Kementerian Kesehatan sudah melakukan pemetaan untuk pendistribusian obat terapi Covid-19 ini. Dari hasil pemetaan ini memang obat yang ada di zona merah terbatas dibandingkan dengan di zona hijau.

"Sebenarnya yang paling stok ini agak terbatas tapi tetap ada di zona merah. Di zona hijau justru kondisi aman. Tentunya kita dorong industri distribusikan ke zona merah dimana kebutuhan tinggi daripada zona hijau yang petanya aman," jelasnya.

Berikut update stok obat untuk terapi Covid-19 di RI per 10 Juli 2021:

1. Oseltamivir kapsul 11.636.209
2. Favipiravir tablet 24.479.792
3. Remdesivir vial 148.891
4. Azythromycin tablet 12.389.264
5. Tocilizumab vial 421
6. Multivitamin tablet 75.960.493


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkes: Stok Obat Covid Cukup!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular