Personel keamanan memeriksa kendaraan di jalan raya Jammu-Pathankot setelah pasukan melihat dua drone terbang terpisah di atas pangkalan militer Kaluchak di pinggiran Jammu, India, Senin (28/6/2021). Para penyidik sedang menyelidiki dugaan serangan drone di sebuah pangkalan udara di India bagian utara. (AP Photo/Channi Anand)
Direktur Jenderal Kepolisian Jammu dan Kashmir, Dilbagh Singh, menyatakan bahwa sebuah 'drone dengan muatan' itu diduga biasa digunakan untuk 'menjatuhkan bahan peledak'. (AP Photo/Channi Anand)
Akibat peristiwa tersebut, kepolisian India memperketat penjagaan dengan memeriksa kendaraan yang melintas di wilayah tersebut. (AP Photo/Channi Anand)
Singh menyebut insiden itu sebagai 'serangan teror' dalam wawancara dengan media lokal Press Trust of India. Surat kabar The Indian Express melaporkan bahwa dua orang telah ditangkap terkait insiden ini. Dilaporkan juga bahwa dua orang di pangkalan udara itu mengalami luka ringan.
Dalam pernyataan pada Minggu (27/6/2021) waktu setempat, Singh menyatakan polisi menemukan sebuah bahan peledak seberat 5-6 kilogram di lokasi berbeda. Seorang tersangka ditahan terkait temuan itu, namun media lokal menyebut penangkapan itu tidak terkait dengan serangan di pangkalan udara. (AP Photo/Channi Anand)
Dia mengatakan 'serangan teror besar' telah digagalkan, karena peledak itu diduga 'diterima oleh anggota LET (kelompok militan Lashkar-e-Taiba) dan akan ditanam di beberapa tempat ramai'. Kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai organisasi terorisme. (AP Photo/Channi Anand)
Wilayah Jammu dan Kashmir dibentuk setelah negara bagian dengan nama yang sama di wilayah India dilucuti dari status semi-otonominya pada Agustus 2019 oleh pemerintah nasionalis Hindu. Wilayah itu kemudian dipecah menjadi dua wilayah yang dikontrol secara langsung oleh pemerintah nasional, yakni Jammu dan Kashmir, dan Ladakh. (AP Photo/Channi Anand)