Puncak Covid Belum Terlihat, Dibutuhkan Ketegasan Pemerintah!

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
25 June 2021 15:32
Warga mengantre untuk melakukan pemeriksaan swab antigen di Klinik dan Lab Kirana Medika, kawasan Warung Buncit, Jakarta, Jumat (25/6/2021)..Di saat pandemi seperti ini pemeriksaan swab merupakan hal yang penting untuk mengetahui proses tracking virus corona agar penyebarannya dapat terdeteksi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Warga mengantre untuk melakukan pemeriksaan swab antigen di Klinik dan Lab Kirana Medika, kawasan Warung Buncit, Jakarta, Jumat (25/6/2021)..Di saat pandemi seperti ini pemeriksaan swab merupakan hal yang penting untuk mengetahui proses tracking virus corona agar penyebarannya dapat terdeteksi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan karena secara angka telah menembus 20 ribu per hari.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Pandu Riono menegaskan tak bisa memprediksi kapan puncak pandemi. Sebab, makin lama menurutnya virus semakin dahsyat dan tak berhenti bermutasi.

"Ngga tahu (kapan puncak). Ini masih naik dan masih tidak bisa diprediksi. Tidak usah mikir delta atau apa, sudah ada delta+. Ini yang teridentifikasi. Bagaimana yang belum," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (25/6/2021).

Menurut dia, penularan tak bisa dipandang remeh, karena varian baru ini tak hanya menyerang usia tua, namun juga anak-anak muda hingga balita. Menurut Pandu, pengetatan adalah kunci, guna menekan kasus yang semakin meningkat.

Untuk itu, dia meminta langkah tegas pemerintah untuk mengendalikan Covid-19. Apapun langkah yang dipilih pemerintah harus bisa efektif diimplementasikan sampai level bawah, bukan hanya pada tataran kebijakan.

"Kita pengetatan saja, do something. Ngga usah meributkan Lock down. Di negara lain itu hanya istilah," katanya.

Pengetatan yang dimaksud adalah, misalnya bagi karyawan tetap bekerja dari rumah. Selanjutnya terkait dengan beberapa waktu lagi yang merupakan hari raya Idul Adha, dia menegaskan untuk tidak memberikan kesempatan apapun terkait libur.

"Yang disampaikan tepat (pelarangan libur). Apakah berdampak dan bagaimana implementasinya, tergantung bisa dikerjakan atau tidak," tegasnya.

"Semuanya kan ada aturan, bagus. Tidak usah ribut PPKM apa itu. Lakukan saja terimplementasikan dengan baik, yakinkan betul dilaksanakan pasti berdampak (menekan kasus)," imbuhnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Yakin Efek Positif PPKM Dicabut Muncul Bulan Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular