3 RS Tambah Kekuatan Lawan Covid-19, Ini Persiapannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 June 2021 20:41
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan ruangan darurat Covid di RSUD Koja, Jakarta, (24/6/2021). Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Covid-19 terus ditambahkan agar dapat menerima parsien Covid-19. Dilokasi banyak warga berdatangan dengan mobil ambulans dan mobil pribadi dengan gejala ringan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan ruangan darurat Covid di RSUD Koja, Jakarta, (24/6/2021). Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Covid-19 terus ditambahkan agar dapat menerima parsien Covid-19. Dilokasi banyak warga berdatangan dengan mobil ambulans dan mobil pribadi dengan gejala ringan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi menunjuk tiga rumah sakit yakni RS Fatmawati, RS Sulianti Saroso dan RS Persahabatan menjadi rumah sakit Covid-19. Ketiga rumah sakit tersebut melakukan persiapan penanganan Covid-19 di masing-masing tempat.

Direktur Utama RS Sulianti Saroso, Mohammad Syahril menjelaskan ketersediaan tempat tidur itu 100% dengan total 96% untuk BOR. Per 12 Juni lalu sudah ditambah 24 tempat tidur.

"Merencanakan menambah 41 tempat tidur sehingga akan 145 tempat tidur sampai dengan pertengahan Juli," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (24/6/2021).

Dia mengatakan penambahan tempat tidur perlu diiringi dengan penambahan sumber daya manusia dan juga alat kesehatan serta sarana dan prasarana pendukung. Seluruh hal tersebut juga telah disiapkan oleh pihak rumah sakit.

Syahril menjelaskan penambahan perawat yang dibutuhkan adalah 80 orang dengan 2 spesialis radiologi dan rehabilitasi medik.

Sementara itu apabila rumah sakit mengalami penumpukan pasien di IGD, maka akan disiapkan tenda untuk mengurai tumpukan pasien. Dia juga mengingatkan untuk masyarakat ke rumah sakit hanya dalam keadaan berat dan kritis.

"Pada masyarakat diharapkan untuk ke rumah sakit tentu betul-betul berat dan kritis," kata dia.

Syahril yang juga menjabat Plt Dirut RS Persahabatan menjelaskan ada 409 tepat tidur dengan peruntukan untuk rumah sakit umum. Sebanyak 55% tempat tidur sudah untuk pelayanan Covid-19, dengan 32 untuk ICU dan 165 pada non-ICU untuk ruang isolasi.

"Dengan lonjakan penambahan tempat tidur dengan 4 tahap, karena adanya perubahan ruang biasa menjadi isolasi membutuhkan teknis-teknis memenuhi persyaratan isolasi," kata dia.

Dia juga berharap pada akhir Juni atau pertengahan Juli mencapai 90% untuk pelayanan Covid, di antaranya 50% untuk ruang ICU.

Selain itu RS Persahabatan membutuhkan tambahan perawat 150 orang. Dengan begitu mencapai 90% tempat tidur yakni 380 tempat tidur, serta juga menambah 14 dokter.

Sementara untuk Plt Direktur RS Fatmawati, Ashar Jaya mengatakan di rumah sakit terdapat 500 tempat tidur. Dua hari lalu sekitar 233 bed untuk Covid-19 lalu meningkat menjadi 261 tempat tidur dari kapasitas yang ada.

"Itu juga semuanya 'full' hari ini, kecuali untuk NICU dan PICU. Adapun rincian ICU 110 tempat tidur," kata Ashar.

Selain itu untuk ruang isolasi tempat tidur berjumlah 151 dan sudah penuh. Tersisa untuk NICU dan PICU masih memiliki 1-2 tempat tidur tersisa.

Dia mengatakan pihaknya harus melakukan peningkatkan tempat tidur. Setelah ditugaskan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi untuk meningkatkan kapasitas 350 tempat tidur.

"Kami akan mengurangi pasien umum kami tentunya secara alamiah sudah diatur. Awal bulan Juli bisa meningkatkan 350 tempat tidur," ungkap Ashar.

Khusus Pasien Gejala Ringan dan Berat

Ketiga rumah sakit ini juga hanya menerima pasien dengan gejala sedang hingga berat.

"Pada masyarakat diharapkan untuk ke rumah sakit tentu betul-betul berat dan kritis," kata Mohammad Syahril.

Dia mengimbau untuk masyarakat untuk tidak panik dengan memahami gejala yang dirasakan. Plt Direktur RS Fatmawati, Ashar Jaya menjelaskan pasien yang dirawat di rumah sakit adalah pasien dengan komorbid. Selain itu dengan saturasi oksigen di bawah 90.

"Yang jelas pasien dengan komorbid kemudian saturasi oksigen di bawah 90 masuk perawatan rumah sakit," jelasnya.

Dr Loly dari RS Fatmawati menjelaskan orang positif Covif-19 tidak bergejala tidak dirawat di rumah sakit cukup di rumah saja. Selain itu orang bergejala sedang yaitu berarti positif Covid-19 dan memiliki gejala seperti pneumonia akan dirawat.

Sementara untuk gejala berat dengan pernapasan di atas 24 dan saturasi di bawah 95, pneumonia, dan komorbid. Usia bisa di bawah atau di atas 60 tahun.

"Ada kriteria dirawat. Tapi gejala ringan enggak dirawat, diharapkan bisa ke wisma atlet atau tanpa gejala isoman," kata Loly.

Hal yang sama juga diungkapkan Syahril. Orang yang tanpa gejala dan ringan cukup untuk isolasi mandiri atau terpusat, termasuk juga gejala batuk, deman dan sakit tenggorokan.

Sementara untuk yang mengalami gangguan pernapasan dan sesak napas adalah gejala sedang. Namun untuk pasien ini cukup di rumah sakit terdekat tidak perlu untuk rumah sakit rujukan.

"Baru yang kriteria berat dan kritis inilah harus dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19," jelas Syahril.

Syahril juga mengimbau untuk masyarakat tidak panik. "Harus memahami satu gejala dulu," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular