
Makin Luber, Pelabuhan di Indonesia Timur Diperbesar Rp 1,4 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan mulai melakukan pengembangan pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Pengembangan pelabuhan dilakukan dengan skema pembiayaan non APBN atau Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Lelang sudah dimenangkan konsorsium Anggrek Gorontalo International Terminal. Terdiri dari empat perusahaan yaitu PT Gotrans Logistics International, PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah, PT Hutama Karya (Persero).
Tahap selanjutnya akan dilakukan penandatanganan perjanjian KPBU dan KSPI akan dilaksanakan pada 13 Juli 2021. Pada 28 September 2021 diharapkan sudah mulai efektif dikelola oleh perusahaan pemenang lelang.
Pembangunan Pelabuhan Anggrek akan dilakukan dua tahap dengan nilai investasi sekitar Rp 1,4 Triliun.
Tahap pertama akan dimulai pada tahun 2021 hingga 2023 dengan membangun dermaga, lapangan peti kemas, kontainer, kargo dan fasilitas pendukung lainnya. Sehingga nantinya Pelabuhan ini akan memiliki kapasitas peti kemas 47.500 TEUs, Reefer container 9.200 TEUs, Kargo 622.600 Ton, dan Curah 250.400 Ton.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pengembangan pelabuhan ini dilakukan karena kapasitas operasional dermaga saat ini sudah melampaui standar pelabuhan. Dimana ukuran kapal yang bersandar (peti kemas dan kargo) lebih besar dari kapasitas dermaga saat ini, sehingga kurang optimal.
"Dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek ini, diharapkan dapat mengembangkan produktivitas dan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya," Kata Budi dalam keterangan resmi, Rabu (23/6/2021).
Budi menjelaskan pelabuhan ini terletak di utara Sulawesi, sehingga memiliki konektivitas dengan negara timur seperti Jepang, Korea Selatan, China, dan Hong Kong. Adanya pengembangan akan memperlancar pergerakan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi Gorontalo dan sekitarnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]