Sudah di Ujung Tanduk, Pengusaha 'Kapok' Ada Lockdown!

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 June 2021 19:14
Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/6/21). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/6/21). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mengaku tahun 2021 ini lebih berat ketimbang 2020 untuk mempertahankan bisnis. Melihat pandemi juga masih terjadi dimana angka positif Covid - 19 kembali meledak. Bahkan kini ada ketakutan tersendiri dari pelaku usaha, akan ada pembatasan mobilitas masyarakat yang lebih ketat alias 'lockdown'.

"Usaha di 2021 ini lebih sulit dari 2020. Karena pada 2020 kita punya dana cadangan tapi sekarang sudah terkuras dari tahun lalu. Kondisi 2021 ini riskan banyak pelaku usaha di ujung tanduk," kata Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, dalam Squawk Box, CNBC Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Terlihat dari banyaknya ritel yang tutup juga hypermarket sampai saat ini.

Alphonzus menjelaskan insentif pemerintah sampai saat ini hanya berfokus untuk menggairahkan daya beli masyarakat. Seperti insentif properti juga otomotif, tapi kondisi pandemi yang sudah lama, ini membuat posisi pelaku usaha sulit untuk bertahan.

"Saat ini yang dibutuhkan adalah bantuan langsung atau relaksasi untuk pelaku usaha ritel dan pusat belanja. Sebagai contoh relaksasi PPh final pusat belanja, subsidi gaji 50% yang dibayarkan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga pelaku usaha dapat terbantu cashflow-nya. Tapi pemerintah belum merespon itu," kata Alphonzus.

Menurut Alphonzus yang paling penting adalah perdagangan dalam negeri bisa kembali bergeliat. Makanya sudah dibutuhkan stimulus atau subsidi pada sektor ritel. Melihat ritel adalah salah satu usaha perdagangan dalam negeri yang dapat mendorong Indonesia keluar dari resesi ekonomi.

Begitu juga dengan penegakan protokol kesehatan melalui PPKM Mikro, supaya dapat mengontrol angka penularan Covid - 19. Dia melihat dari aturan PPKM Mikro ini teruji dapat menyeimbangkan angka penularan Covid - 19 dengan pertumbuhan ekonomi. Walaupun pada liburan panjang usai kemarin, juga masih kecolongan karena banyak masyarakat yang melakukan mudik.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Warga New York Mulai Party Lagi, AS Menuju Hidup Normal?


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading