
PERKI: Komorbid Kardiovaskular Dapat Divaksinasi AstraZeneca

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengungkapkan telah melakukan analisa terkait pasien dengan komorbid kardiovaskular terhadap vaksinasi AstraZeneca. Analisa ini dilakukan karena adanya kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) Covid-19 usai diberikan vaksin AstraZeneca bagi yang memiliki komorbid.
PERKI mengatakan kesepakatan ahli bahwa vaksinasi menjadi salah satu upaya penting dalam penanganan pandemi yakni untuk memutus rantai penularan. Kemudian kajian yang telah dilakukan BPOM terkait vaksin ini, serta kajian WHO.
Vaksin AstraZeneca yang dilaporkan memiliki efektivitas yang baik dan telah mendapat persetujuan untuk digunakan dalam upaya pencegahan penularan. Kemudian sindrom yang jarang terjadi berupa pembekuan darah serta penurunan kadar trombosit dilaporkan terjadi pada 4-10 hari setelah vaksinasi.
Hubungan sebab akibat antara vaksin dan kejadian trombosis (pengentalan darah) diduga ada, namun hipotesis tentang mekanisme biologisnya masih memerlukan investigasi lebih lanjut. Kemudian risiko kejadian trombosis terkait vaksin AstraZeneca yang dilaporkan sangat kecil, sekitar 3,6 kasus per 1 juta orang. Saat ini sudah lebih dari 78 juta dosis AstraZeneca yang digunakan di Eropa, dan kejadian trombosis akibat Covid-19 dilaporkan 207,1 per 1 juta. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan trombosis akibat vaksin AstraZeneca.
"Pasien komorbid kardiovaskular termasuk penyakit jantung koroner, atrial fibrilasi, penyakit jantung bawaan, riwayat typical venous thromboembolism (VTE) seperti deep vein thrombosis (DVT) tungkai atau emboli paru, adanya trombus intrakardiak serta penggunaan antikoagulan rutin terkait kondisi tersebut, dapat menggunakan vaksin AstraZeneca selama pasien dalam kondisi stabil dan memenuhi kriteria yang telah direkomendasikan Perki," tulis surat PERKI yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (18/06/2021).
Sementara pasien dengan riwayat penurunan kadar trombosit akibat penggunaan heparin masuk dalam kelompok yang memerlukan perhatian khusus, dan bisa mendapatkan vaksin jika memungkinkan. Adapun Sebaran kasus trombosis terkait AstraZeneca di Eropa dilaporkan lebih banyak pada dewasa muda dibandingkan lansia.
"Rekomendasi penggunaan vaksin AstraZeneca menurut usia dikembalikan pada rekomendasi BPOM".
PERKI menyarankan jika ada keluhan spesifik seperti sakit kepala hebat, pandangan mata terganggu, sesak napas atau nyeri dada, hingga bengkak pada salah satu tungkai, masyarakat bisa memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Setiap penerima vaksin AstraZeneca pun tetap dipantau sesuai panduan KIPI.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Obat Covid AstraZeneca Diklaim Ampuh Tekan Risiko Kematian!