Bank Sentral Turki Tahan Suku Bunga Acuan di Level 19%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Turki mempertahankan suku bunga acuan di level 19%. Keputusan ini dianggap mampu untuk menurunkan inflasi yang saat ini berada pada level cukup tinggi, yaitu 16,6%.
"Dengan mempertimbangkan tingginya tingkat inflasi dan ekspektasi inflasi, sikap kebijakan moneter ketat saat ini akan dipertahankan dengan tegas sampai penurunan signifikan dalam jalur perkiraan tercapai," kata bank tersebut sebagaimana dikutip AFP, Kamis (17/6/2021).
Keputusan Bank Sentral cukup sejalan dengan keinginan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang lebih menginginkan bank sentral menganut kebijakan moneter yang dovish agar turut membantu pemulihan ekonomi akibat krisis pandemi. Tahun 2020 ekonomi Turki tumbuh 1,8% dan 2021 IMF memprediksi ekonomi tumbuh 5,8%.
Sebelumnya Erdogan memecat Naci Agbal dari Gubernur Bank Sentral yang dianggap hawkish. Sehingga yang terjadi suku bunga acuan tinggi dan biaya pinjaman menjadi beban berat buat masyarakat. Walaupun di sisi lain mata uang Lira jadi perkasa.
Apa yang terjadi di Turki memang berbeda dengan kebanyakan negara lainnya. Independensi bank sentral dipertanyakan karena pemerintah di bawah Erdogan terlalu mendominasi. Dalam penanganan ekonomi ketika pandemi, Turki juga memiliki gaya berbeda.
[Gambas:Video CNBC]
Pengawal Erdogan Bunuh Diri Tinggalkan Catatan, Apa Isinya?
(mij/mij)