China Didesak, Penyelidikan Asal Corona akan Dimulai Lagi!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
13 June 2021 21:08
Researchers set up equipment for catch bat in front of cave inside Sai Yok National Park in Kanchanaburi province, west of Bangkok, Thailand, Friday, July 31, 2020. Thai researchers are collecting samples from bats to test if they could also carry a novel coronavirus, similar to what bats in China are found to have. The result could help answer the question everyone is asking – what's the origin of the COVID-19 virus? (AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Thailand Uji Tes Kelelawar (AP/Sakchai Lalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelidikan asal muasal virus corona yang menyebabkan Covid-19 akan memasuki babak baru. Rencananya bakal ada penyelidikan tahap kedua, setelah sebelumnya para peneliti WHO gagal menjawab asal muasal virus ini meski udah investigas ke Wuhan, China.

Pada hari terakhir, di forum G7 Cornwall, Inggris, Minggu (13/6) dalam salah satu pernyataan akhir pertemuan G7 yaitu mendesak China untuk bekerja sama dengan WHO untuk penyelidikan fase kedua yang transparan soal awal dari virus corona di China yang menyebabkan pandemi global.

G7 adalah organisasi tujuh negara terbesar di dunia yang disebut memiliki ekonomi maju yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Pertemuan G7 di Cornwall, Inggris akan yang berlangsung dari Jumat hingga Minggu hari ini.

"Kami ... menyerukan studi asal muasal virus corona tahap kedua yang diadakan oleh WHO tepat waktu, transparan, dipimpin oleh para ahli, dan berbasis sains termasuk, seperti yang direkomendasikan oleh laporan para ahli, di China,"  jelas pernyataan terakhir forum G7 dikutip dari AFP.

Sebelumnya Wuhan diperkirakan bukan menjadi tempat asal usul Covid-19. Sebab diduga virus itu berasal dari sebuah tambang di Mojiang, barat daya China atau sekitar 1500 kilometer dari Wuhan.

Dikabarkan jika terdapat enam pekerja di tambang yang berada di Provinsi Yunnan sakit pada 2012. Pakar penyakit menular AS, Dr, Anthony Fauci mendesak China untuk merilis informasi mengenai hal tersebut.

Pekerja yang sakit berusia antara 30 hingga 63 tahun. Pada April 2012 sedang membersihkan kotoran kelelawar dari lapisan tembaga.

Ternyata beberapa minggu kemudian, keenamnya dirawat di rumah sakit di ibukota Provinsi Kunming. Gejalanya mengalami batuk terus menerus, demam, nyeri kepala dan dada, serta kesulitan bernapas.

Dari enam yang sakit itu, tiga diantaranya akhirnya meninggal. Kejadian itu berselang beberapa tahun saat akhirnya ditemukan kasus Covid-19 pertama di Wuhan.

Rincian informasi soal enam pekerja itu memang belum dirilis. Namun nama keluarga, usia dan catatan medis mereka dirilis dalam sebuah tesis tahun 2013 ditulis oleh seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Kedokteran Kunming, Li Xu.

Studi tersebut memeriksa gejala setiap pasien. Disimpulkan jika mereka merupakan korban virus corona mirip SARS yang tertular dari kelelawar tapal kuda.

Pada akhir 2012, para ilmuwan juga telah kembali ke tambang. Mereka menemukan sampel patogen dan kemudian dikenal sebagai virus Mojiang, ditemukan pada tikus dan tidak terkait SARS-CoV-2.

Penelitian berikutnya tidak bisa memastikan apakah itu menyebabkan penyakit para penambang.

Sejak pertengahan tahun lalu, tesis pascasarjana Li Xu diedarkan secara online. Ini menjadi bukti bahwa Corona yang mirip dengan SARS-CoV-2 mengfineksi manusia pada awal 2012.

Sejumlah orang juga percaya, makalah itu memberikan bukti tidak langsung pada tuduhan lebih luas mengenai WIV atau Wuhan Institute of Virology. Lembaga itu dikatakan telah melakukan penelitian dan eksperimen keuntungan fungsi pada virus ditemukan di tambang termasuk soal RatG13.

Identifikasi pertama kali pada 2016, RatG13 berbagai 96,2% genom dengan SARS-CoV-2. Informasi tersebut berasal dari sebuah makalah yang dirilis peneliti bernama Shi Zhengli dan timnya pada awal Februari 2020 atau hanya beberapa minggu setelah ada identifikasi di Wuhan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular