Suasana lalu lintas di kawasan Tj Priok, Jakarta Utara, Jumat (11/6/2021). Praktik pungutan liar (pungli) dan premanisme hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Para sopir mengungkapkan bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Para pekerja khususnya sopir tersebut berharap pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada sopir untuk dimintai uang. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki).
Polisi bergerak cepat menangkap pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, setelah adanya perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Total hingga saat ini ada 49 orang yang diamankan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)