Internasional

Darurat Malaysia, Raja Kumpulkan Sultan Panggil Muhyiddin Cs

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 June 2021 07:59
Malaysia's King Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah waves as he leaves National Palace in Kuala Lumpur, Malaysia, Sunday, Oct. 25, 2020. National Palace statement says Malay rulers has decided not to accede to Prime Minister Muhyiddin Yassin's request to declare a state of emergency. (AP Photo/Vincent Thian) Foto: Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah (AP Photo/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah dikabarkan mengumpulkan semua tokoh penting di negara itu. Dilaporkan Channel News Asia (CAN), pemanggilan petinggi Malaysia sudah dilakukan sejak Rabu (9/6/2021).

PM Muhyiddin Yassin menjadi orang pertama yang tiba di istana. Lawan politiknya, Anwar Ibrahim juga hadir, sebagaimana dilaporkan media lokal Astro Awani. Sementara Mantan PM Mahathir Mohamad juga diminta datang ke istana Kamis (10/6/2021).

Bukan hanya itu, Raja Sultan Abdullah juga memanggil raja-raja disemua negara bagian. Bahkan, pertemuan puncak semua raja Melayu akan dilakukan 16 Juni nanti.

Dalam sebuah rilis resmi Istana Negara Malaysia, ada dua topik penting dalam pembahasan pandemi Covid-19. Pertama ia ingin membahas cara-cara yang diperlukan untuk mengekang pandemi.

Kedua, ia ingin membahas dampak pemberlakuan status darurat Malaysia yang diumumkannya sejak Januari dan berakhir 1 Agustus nanti. Termasuk penguncian penuh (full lockdown) Malaysia melalui aturan kontrol pergerakan (MCO) ke 4 yang dilakukan sejak 1 Juni.

"Perbincangan raja-raja Melayu ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memerangi penularan wabah infeksi Covid-19 dan pelaksanaannya selama kondisi darurat," tulis pernyataan resmi itu, dikutip CNBC Indonesia Jumat (11/6/2021).

Sebagai informasi, Raja telah mengumumkan keadaan darurat ke seluruh negeri terkait penyebaran corona sejak awal tahun. Namun status darurat yang diinisiasi Muhyiddin dituding merupakan rencana untuk menghalangi pertemuan parlemen untuk mengamankan kekuasaan.

Keadaan darurat menangguhkan waktu berkumpul parlemen selama enam bulan sejak rapat terakhir digelar. Anggota parlemen Malaysia telah membentuk komite untuk mengakhiri status darurat pada Maret. Petisi juga dibuat untuk menyudahi kondisi tersebut.

Muhyiddin sendiri berada di bawah tekanan partai opisisi dan mitra pemerintah. Ia diminta membuktikan dukungan parlemen ke pemerintahannya.

Sementara itu, dalam wawancara dengan wartawan, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ia telah memohon kepada raja untuk tidak memperpanjang keadaan darurat di negara itu. Mengenai persoalan politik, Anwar tidak mengatakannya lebih lanjut.

"Kami telah menyuarakan pendapat kami bahwa keadaan darurat yang berlanjut akan mengakibatkan kerugian negara, tidak membantu dalam penanganan Covid-19 dan akan mempengaruhi perekonomian terutama bagi rakyat (rakyat) di kelompok berpenghasilan rendah," kata Anwar.

"Kami melihat bahwa semua langkah yang dapat dilakukan untuk membantu situasi tidak memerlukan keadaan darurat. Jadi kami memohon kepada raja untuk mencegah kelanjutan keadaan darurat sebanyak mungkin."

Kemarin, mengutip Wordlometers, Malaysia mencatat 6.239 kasus Covid-19 harian baru dengan 75 kematian. Ini membuat total kasus menjadi 633.891 dengan total kematian 3.611 jiwa.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Raja Malaysia Umumkan Status Darurat, Ini Alasannya!


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading