Sejumlah mitra GoTo untuk layanan GoKilat atau GoSend Same Day Delivery (SMD) melakukan aksi mogok kerja dengan cara off bid secara massal di kawasan Kemang, Selasa, (8/6/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Mogok massal tersebut dilakukan karena pihak GoTo mengubah insentif para kurir/driver secara sepihak. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Menurut para driver, perubahan skema insentif GoSend FMD tersebut juga melanggar ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Pasalnya, Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Kemitraan tidak membolehkan adanya keputusan sepihak tetapi melalui perundingan bersama yang menguntungkan para pihak yang bermitra. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Skema insentif baru dinilai lebih kecil dari sebelumnya. Untuk Gosend SMD Jabodetabek, misalnya, besaran insentif adalah Rp1.000 untuk 1-9 pengantaran, Rp2.000 untuk 10-14 pengantaran, dan Rp2.500 untuk pengantaran di atas 15 paket. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Skema ini berbeda dari sebelumnya. Di mana insentif Rp10.000 jika driver menyelesaikan 5 pengantaran, Rp30.000 untuk 8 pengantaran, Rp45.000 untuk 10 pengantaran, Rp 60.000 untuk 13 pengantaran, dan Rp100.000 untuk 15 pengantaran. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Pihak Gojek juga telah menanggapi mengenai aksi mogok tersebut. VP Corporate Communications Gojek, Audrey Petriny mengatakan penyesuaian insentif dilakukan untuk memberikan peluang lebih besar untuk lebih banyak mitra mendapatkan insentif. Sementara untuk skema pendapatan atau tarif pokok per jarak tempuh tidak ada perubahan, ungkap Audrey. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)