Pemerintah Bakal Pensiunkan PLTU Secara "Alami"

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 June 2021 13:02
PT Indonesia Power melalui Unit Pembangkitan (UP) Suralaya menegaskan jika Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini tidak menyumbang polusi untuk Jakarta. (CNBC Indonesia/Nia)
Foto: PT Indonesia Power melalui Unit Pembangkitan (UP) Suralaya menegaskan jika Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ini tidak menyumbang polusi untuk Jakarta. (CNBC Indonesia/Nia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulai dari 2025 sebagai bentuk upaya mengurangi emisi karbon dan menuju netral karbon pada 2060.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, pemerintah akan mempensiunkan PLTU tersebut secara "alami" atau sesuai dengan umur pembangkit. Pemerintah, lanjutnya, tidak akan melakukannya secara paksa.

"Kami diminta evaluasi PLTU yang ada dan bagaimana pensiunnya, sudah ada data PLTU yang sudah mendekati umur pensiun, secara nilai aset sudah nol saat berakhir. Sampai saat ini kami ambil opsi pensiun alami, nggak dipaksa pensiun," paparnya saat konferensi pers, Jumat (04/06/2021).

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan simulasi bila RI menargetkan tak ada lagi PLTU saat Indonesia "Emas" di 2045, berapa biaya yang harus dikeluarkan, seperti apa kontrak yang telah ada saat ini.

"Kami juga sudah sedikit melakukan exercise lakukan simulasi, misalkan nih boleh dong punya cita-cita saya ingin saat Indonesia Emas 2045 nggak ada lagi PLTU, misalkan, berapa ongkosnya, angkanya sudah bisa diperkirakan dengan term kontrak," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan mengharamkan usulan proyek PLTU baru dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030.

Luhut pun mengungkapkan pemerintah segera pensiunkan PLTU batu bara, terutama karena dunia kini mulai meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan.

"Sekarang ini fossil energy jadi musuh bersama (dunia). Bertahap, pemerintah juga mau pensiunkan power plant batu bara," ujarnya dalam acara 'Indonesia Investment Forum 2021' secara virtual, Kamis (27/5/2021).

Darmawan Prasodjo, Wakil Direktur Utama PLN, sempat menjelaskan, demi menuju netral karbon di 2060 ini, PLN akan mulai menggantikan PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1,1 Giga Watt (GW) pada 2025 mendatang.

"Kami bangun time line, yakni 2025-2030 sudah haramkan PLTU baru, bahkan diharapkan di 2025 ada replacement (penggantian) PLTU dan PLTMG dengan pembangkit listrik EBT," paparnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (27/05/2021).

Setelah itu, pihaknya menargetkan akan mempensiunkan PLTU Subcritical tahap I dengan kapasitas mencapai 1 GW pada 2030.

"Di 2030 retirement (pensiun) subcritical tahap pertama 1 GW," imbuhnya.

Lalu, dilanjutkan mempensiunkan PLTU Subcritical tahap II dengan kapasitas 9 GW pada 2035. Dan pada 2040 ditargetkan bisa mempensiunkan PLTU Supercritical sebesar 10 GW.

Sementara PLTU Ultra Supercritical tahap I ditargetkan bisa dipensiunkan pada 2045 sebesar 24 GW dan PLTU Ultra Supercritical terakhir sebesar 5 GW bisa dipensiunkan pada 2055.

"Retirement PLTU Ultra Supercritical secara bertahap bisa dilaksanakan dari 2045-2056, dan pada akhirnya bisa mencapai carbon neutral pada 2060," ujarnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular