Selamat, Australia Sudah Lulus dari Ujian Resesi! RI Kapan?

Tirta, CNBC Indonesia
02 June 2021 15:20
Australia New Zealand Travel Bubble
Foto: Sydney, Australia (AP/Rick Rycroft)

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia akhirnya lolos dari 'jurang' resesi ekonomi. 

Pada periode Januari-Maret 2021, output perekonomian (Produk Domestik Bruto/PDB) Australia tumbuh 1,1% (yoy) setelah terkontraksi 1,1% pada kuartal terakhir tahun lalu. 

Apabila dilihat dari jalur pemulihan ekonominya membentuk pola 'Nike Swoosh'. Pola ini mengindikasikan kontraksi output yang tajam dalam waktu singkat dibarengi dengan pemulihan yang sifatnya gradual. 

Australia memang negara yang ekonominya ditopang oleh sektor jasa yang menyumbang 65% dari PDB. Saat pandemi Covid-19 melanda, sektor jasa menjadi yang paling terpuruk terutama jasa seperti pariwisata dan perhotelan akibat penurunan angka kunjungan turis. 

Namun pemulihan pasar keuangan yang cepat turut mendongkrak pemulihan global. Didukung dengan kebijakan makroekonomi yang akomodatif baik lewat kebijakan fiskal countercyclical dan moneter longgar membuat harga aset rebound lebih cepat. 

Likuiditas global yang berlimpah. Progress vaksinasi yang kilat terutama dalam hal pengembangan meningkatkan optimisme para pelaku ekonomi. Harga komoditas yang sebelumnya berguguran perlahan membaik dan bahkan pulih. 

Australia merupakan salah satu negara eksportir komoditas baik pertambangan seperti bijih besi, batu bara hingga emas sampai pertanian. Kedua sektor tersebut menyumbang PDB Australia masing-masing sebesar 13,5% dan 2%. 

Ekspor sumber daya energi Australia diperkirakan bakal melesat tajam tahun ini didukung oleh permintaan internasional terhadap bijih besi, litium, nikel dan tembaga seiring dengan pemulihan ekonomi global dan tren pengembangan industri ramah lingkungan seperti mobil listrik. 

Menurut estimasi Department of Industry, Science, Energy and Resources, pendapatan riil ekspor Australia bakal menyentuh US$ 296 miliar untuk tahun 2020-2021. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru selain didukung oleh booming harga komoditas juga kemampuannya untuk menekan pandemi Covid-19. 

Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, total kasus Covid-19 secara kumulatif di Australia tetap rendah di bawah angka 50 ribu. Tepatnya di angka 30.124 hingga hari ini. 

Setelah sempat mengalami serangan gelombang kedua Covid-19 pada Juli lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan jajarannya berhasil menjinakkan pandemi. Vaksinasi yang terus digeber juga membantu mendongkrak optimisme.

Halaman Selanjutnya --> Negara-negara G20 Lain yang Lolos dari Resesi

Selain Australia, setidaknya ada 9 negara lain anggota G20 yang berhasil lepas dari jerat resesi. Lima negara berasal dari Asia dan empat sisanya berasal dari Benua Amerika. 

Ekonomi China berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan hingga 18% (yoy) pada kuartal pertama tahun ini. Kontraksi tajam pada kuartal pertama tahun lalu membuat fenomena low base effect terjadi.

Selain itu kemampuan China untuk menjinakkan pandemi juga menjadi salah satu kunci sukses menyelamatkan perekonomian negaranya dari resesi di tahun 2020. Setelah outputnya anjlok 6,8% pada Januari-Maret 2020, China secara konsisten berhasil menggenjot perekonomian kembali ke jalur pemulihan. 

Sudah empat kuartal beruntun ekonomi China berada di zona ekspansif. Sebagai negara yang pertama kali dirundung pandemi, China juga menjadi negara yang pertama kali lepas dari resesi. 

Sementara itu rivalnya, Amerika Serikat (AS) juga berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif di kuartal pertama. Perekonomian Negeri Paman Sam tumbuh 0,4% (yoy) di kuartal satu tahun 2021.

Kombinasi kebijakan moneter longgar, stimulus fiskal jor-joran dan vaksinasi yang agresif membuat ekonomi AS bersemi. Suhu perekonomian Paman Sam yang tercermin dari angka personal consumption expenditure (PCE) mulai menghangat. 

Tingkat PCE AS di bulan April lalu tercatat mencapai 4,2% (yoy) dan menjadi yang paling tinggi sejak satu dekade terakhir. Pembukaan ekonomi yang terus dilakukan membuat uang sebagai salah satu bahan bakar mampu memutar roda perekonomian. 

Berbeda dengan AS dan China yang terus melaju, perekonomian negara-negara Eropa yangs sering buka tutup pembatasan mengalami double dip recession

Di Indonesia, PDB kuartal I masih tercatat berada di zona negatif. Namun konsisten membaik sejak kuartal ketiga tahun 2020 saat PSBB diperlonggar. Perekonomian Indonesia diramal bakal ekspansif dengan laju pertumbuhan di atas 7% pada kuartal kedua disokong oleh momentum lebaran dan low base effect

Prospek pemulihan global memang cenderung patchy atau variatif. Namun satu yang jelas terlihat, bahwa upaya pengendalian pandemi sangatlah berperan dalam kesuksesan suatu negara membawa kembali perekonomiannya ke jalur positif. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular