
Ada 'Varian India' Cs, WHO Ganti Nama Sebutan Varian Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai saat ini WHO akan menggunakan huruf Yunani untuk merujuk pada varian Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di negara-negara seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India.
Melansir BBC, Selasa (1/6/2021) varian yang berasal dari Inggris misalnya diberi label sebagai Alfa, Beta untuk varian dari Afrika Selatan, dan dari India sebagai Delta.
WHO mengatakan selain untuk menyederhanakan, hal ini juga untuk membantu menghilangkan beberapa stigma dari nama-nama tersebut. Awal bulan ini, pemerintah India mengkritik penamaan varian B.1.617.2, yang pertama kali terdeteksi di negara itu Oktober lalu sebagai "varian India", meskipun WHO tidak pernah secara resmi melabeli hal itu.
"Tidak ada negara yang harus stigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian," kata pemimpin teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, dalam kicauannya.
Dia juga menyerukan "pengawasan ketat" varian, dan berbagi data ilmiah untuk membantu menghentikan penyebaran. Adapun daftar nama lengkap telah dipublikasikan di situs resmi WHO.
Maria juga menambahkan, huruf Yunani ini tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada. Jika lebih dari 24 varian diidentifikasi secara resmi, sistem akan kehabisan huruf Yunani, dan program penamaan baru akan diumumkan.
"Kami tidak mengatakan mengganti B.1.1.7, tetapi benar-benar hanya untuk mencoba membantu beberapa dialog dengan orang kebanyakan," katanya kepada situs web yang berbasis di AS.
"Sehingga dalam wacana publik, kita bisa membahas beberapa varian tersebut dalam bahasa yang lebih mudah digunakan," imbuh dia.
Pada hari Senin, seorang ilmuwan yang menasihati pemerintah Inggris mengatakan negara itu berada pada tahap awal dari gelombang ketiga infeksi virus corona, sebagian didorong oleh Delta, atau varian India.
Diperkirakan menyebar lebih cepat daripada varian Alpha, yang bertanggung jawab atas lonjakan kasus di Inggris selama musim dingin.
Vietnam sementara itu, telah mendeteksi apa yang tampaknya merupakan kombinasi dari dua varian tersebut. Pada hari Sabtu, menteri kesehatan negara itu mengatakan virus dengan cepat melalui udara dan menggambarkannya sebagai "sangat berbahaya".
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?