
Optimistis RAPBN 2022 Lancar, Sri Mulyani: Kun Fayakun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-pokok kebijakan fiskal (PPKF) RAPBN Tahun 2022.
Dalam sambutannya tersebut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa KEM PPKF RAPBN 2022 dapat berjalan lancar dan dapat diselesaikan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
"Ikhtiar dan kerja keras kita bersama dengan doa dan tawakal agar semakin yakin bahwa yang terbaik menjadi ketetapannya. Karena apabila Tuhan menghendaki sesuatu untuk terjadi, Kun Fayakun, terjadi maka terjadilah," jelas Sri Mulyani dalam rapat paripurna di DPR, Senin (31/5/2021).
Sri Mulyani telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022. Berikut rincian asumsi makro 2022:
- Pertumbuhan ekonomi 5,2%-5,8%
- Inflasi 2%-4%
- Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,32 - 7,27%
- Rupiah Rp 13.900/US$ - Rp 15.000/US$
- ICP US$ 55 - US$ 65 per barrel
- Lifting minyak bumi 686 ribu barel per hari - 726 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,03 juta barel setara minyak per hari - 1.1 juta barel setara minyak per hari.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,2% - 5,8% di tahun 2022, telah mencerminkan optimisme arah pemulihan ekonomi dan juga potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi struktural. Rentang angka proyeksi tersebut, juga secara realistis mencerminkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi," jelas Sri Mulyani.
Berbagai risiko termasuk yang bersumber dari lingkungan eksternal, kata Sri Mulyani masih akan sangat tinggi.
Berbagai risiko termasuk yang bersumber dari lingkungan eksternal masih akan sangat tinggi. Selain dari perkembangan Covid-19, pemulihan ekonomi global diperkirakan tidak akan seragam (uneven recovery).
"Indonesia juga perlu mengantisipasi keberlanjutan rebalancing economy Tiongkok yang akan dapat mempengaruhi fluktuasi harga komoditas dan memberi dampak negatif pada Indonesia. Permasalahan global seperti proteksionisme, tensi geopolitik dan perubahan iklim juga harus terus diwaspadai," ujarnya.
Kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat ditingkatkan pada tahun 2022. Bahkan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah optimistis tingkat kemiskinan akan kembali menjadi single digit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penduduk miskin di tanah air per September 2020 adalah sebanyak 27,55 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 10,19% dari total populasi.
Sri Mulyani mengklaim, berbagai langkah kebijakan dalam program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) telah berhasil menahan dampak negatif pandemi di tahun 2020 dan 2021.
"Momentum ini perlu terus kita dorong agar penghasilan rumah tangga, khususnya yang miskin dan rentan, kembali meningkat. Tingkat kemiskinan diharapkan akan kembali menjadi single digit," jelas Sri Mulyani.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs