Warga Desa di Sulawesi Jadi Miliarder Gegara Proyek Bendungan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 May 2021 16:15
Bendungan Napun Gete  (Dok. KemenPUPR)
Foto: Ilustrasi (Dok. KemenPUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah warga kaya mendadak akibat kena gusur kembali mewarnai pemberitaan. Sebelumnya sempat heboh kampung miliarder di Tuban, Jawa Timur.

Kini, warga di sebuah desa kecil, Kale Komara di Sulawesi Selatan mendadak kaya raya setelah menjual tanahnya untuk pembangunan bendungan yang akan dibangun di desa tersebut. Bendung ini akan diberi nama Bendungan Pammukkulu, terletak di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Warga desa ini menjual sejumlah tanahnya kepada pemerintah dan mendapatkan ganti untung dalam jumlah besar, mulai dari Rp 1 miliar-Rp 10 miliar. Nantinya bendungan ini akan dapat memberikan manfaat terhadap pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), penyediaan air baku bagi warga Takalar, hingga pariwisata.

Kepala dusun setempat, Abdul Salam menjelaskan total luas lahan yang dibebaskan mencapai 647 hektare. Nantinya bendungan tersebut digadang-gadang akan menjadi bendungan terindah di provinsi tersebut.

"Kalau awal mulanya itu sejak tahun 2000-an, zaman [Bupati] Ibrahim Rewa itu mulai diancang-ancang," kata Abdul, dikutip dari detikcom, Minggu (23/5/2021).

Tak kunjung beres, kelangsungan bendungan ini terus berlanjut ke bupati berikutnya hingga pada 2017 kontrak pembangunannya dimulai dan dilanjutkan dengan pembebasan lahan.

Cerita menariknya justru datang dari apa yang didapat oleh para warga ini setelah menjual tanahnya untuk bendungan tersebut.

Besarnya jumlah uang yang diterima dari pembebasan lahan ini tak lepas dari upaya yang dilakukan para warga desa ini. Pasalnya, sebelum pembebasan lahan dilakukan, tanah di desa tersebut harganya murah sekali, hanya Rp 3.000 per meter.

Bahkan salah satu warga, Nurni Daeng Nai, membandingkan harga tanah ini sebelumnya dengan harga sekilo langsat senilai Rp 5.000/kilogram.

Para warga ini terus mengupayakan pembebasan lahan dengan harga yang sesuai. Upaya ini dilakukan mulai dari demonstrasi hingga menyampaikan penolakan terang-terangan pada tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pusat.

"Saya sendiri ke [Kementerian] PUPR itu hari, berapa orang kami itu. Saya sendiri perempuan protes harga lahan," kata dia.

Setelah masalah tersebut selesai dan proses pembebasan lahan rampung, jumlah uang yang diterima warga sangat besar. Masyarakat sana berbondong-bondong memborong kendaraan roda dua hingga roda empat dalam jumlah besar. Ada juga yang menempatkan dananya dengan membeli lahan di desa lain hingga dalam bentuk deposito di bank.

Bahkan desa ini ramai didatangi oleh banyak marketing, mulai dari marketing mobil dan perumahan. Bahkan marketing tersebut datang dari Makassar.

Seorang warga desa, Jalaluddin, mengakui bahwa dirinya bisa mendapatkan lima brosur per hari setelah kabar mengenai warga desa tersebut menerima ganti untung dalam jumlah besar atas lahannya.

"Kayak ini saja bisa 4-5 brosur mobil saya terima. Sekarang tambah juga brosur rumah dari Makassar, untuk investasi katanya," jelas dia.

Hal ini juga diakui oleh salah seorang marketing yang sempat ditanyai mengenai tujuan kedatangannya ke desa tersebut.

"Sejak desa ini ramai diberitakan karena mendadak jadi miliarder, kami sengaja dari Makassar untuk memasarkan beberapa perumahan yang perusahaan kami punya," seorang marketing perumahan.

Setelah itu, warga desa ini memborong banyak sekali kendaraan. Parawansa, seorang warga menyebutkan terdapat ratusan motor dan puluhan mobil baru yang diborong oleh warganya.

"Oh iya, mungkin sempat viral itu. Banyak yang beli motor, ada juga yang beli mobil. Ada beli Rush, Fortuner 2, Kijang Innova, Avanza Veloz, Corolla Cross, pokoknya macam-macam, ada yang beli pick up, ada juga tongkang, macam-macam," terangnya.

"Lebih banyak lagi kalau motor, lebih seratus unit. Ada beli dua, tiga, tergantung jumlah keluarganya. Kalau tidak ada motornya, dia belikan. Kebetulan ada uangnya."

Meski demikian, warga desa ini tidak melupakan kewajibannya setelah mendapatkan uang dalam jumlah besar ini.

Toa masjid di desa ini mengumumkan agar warganya tidak lupa untuk membayarkan pajak. Pengumuman ini dilakukan bersamaan saat warganya datang untuk melaksanakan ibadah salat Jumat pekan ini.

"Karena kita semua sudah dalam kondisi keuangan yang baik, maka marilah kita tidak lupa dengan kewajiban kita untuk segera bayar ki pajak tanah."

"Oleh sebab itu, kita ingatkan kepada Bapak-bapak semua agar tetap berhati-hati. Jangan sampai Bapak-bapak semua jadi korban penipuan dari orang-orang yang tidak Bapak kenal, yang tidak bertanggung jawab," tutup pengumuman tersebut.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Proyek-Proyek Infrastruktur Jokowi yang Ditunda, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular