PGE Buka Suara soal Rencana IPO

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 May 2021 19:35
PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)
Foto: PLTP yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok: PGE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu unit usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), direncanakan bakal melakukan penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/ IPO). IPO ditargetkan bakal dilaksanakan tahun ini.

Menanggapi rencana IPO tersebut, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto mengatakan bahwa PGE akan mengikuti target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kita proses, ikuti target yang sudah ditetapkan Kementerian BUMN," ungkapnya dalam diskusi Indonesian Geothermal Power Forum, Jumat (21/05/2021).

Sayangnya, dia enggan menjelaskan lebih detail mengenai rencana IPO ini, dan meminta mengikuti penjelasan yang sudah disampaikan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury.

"Berproses dan sudah bisa diikuti dari penjelasan Pak Wamen 1 BUMN bahwa dari Kementerian BUMN sudah tetapkan time line," tuturnya.

Seperti diketahui, rencana IPO PGE masih menunggu penyelesaian pembentukan Holding BUMN Panas Bumi. PGE rencananya bakal menjadi induk dari holding tersebut. Anggota Holding antara lain PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, saat ini proses pembentukan Holding BUMN Panas Bumi masih terus berlanjut. Penggabungan ini diharapkan akan selesai pada kuartal ketiga atau keempat tahun 2021 ini.

"Kita harap bahwa semuanya kita, dari Kemenkeu [Kementerian Keuangan] sudah komit [commitment] bahwa akan gabungkan ini semua. Kita tunggu aja. Kita harap integrasi yang disampaikan Bu Dirut [Direktur Utama Pertamina] ini bisa cepat, jangan sampai kita integrasinya lama karena beberapa pertimbangan," tutur Pahala di Jakarta, Rabu (05/05/2021).

Dia mengingatkan bahwa rencana penggabungan ketiga perusahaan ini diharapkan tidak molor agar sejalan dengan upaya pemerintah untuk menuju dekarbonisasi.

Disebutkan, nantinya setelah penggabungan ketiganya, perusahaan akan memiliki kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga 1,4 giga watt (GW).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat menyebut bahwa pengembangan geothermal ini nantinya tidak hanya di pembangkit listrik saja, namun ke depannya juga akan ada pengembangan lainnya yang dilakukan tanpa membuka wilayah kerja baru.

Namun, menurutnya integrasi yang dilakukan ini akan menurunkan biaya pengembangan dari yang sudah ada sekarang.

"Nanti kita lihat dengan teknologi yang ada kita bisa meningkatkan existing geothermal plant yang ada bisa kita tingkatkan tanpa harus membuka wilayah kerja baru dan sebagainya. Kita akan lakukan integrasi ini agar secara scale membaik, sehingga nanti kita bisa agak menurunkan biaya pengembangannya," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Harta Karun Energi Terbesar ke-2 Dunia, Tapi RI Abaikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular