
Efek Klaster Changi-Pelabuhan: 13 Ribu Pekerja Dites Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Rentetan temuan kasus Covid-19 di Singapura belakangan memaksa pemerintah setempat mengambil langkah terukur. Sebanyak lebih dari 12.000 orang saat ini harus menjalani isolasi mandiri selama sepekan akibat temuan kasus secara masif di Bandara Changi dan Pelabuhan Singapura.
Kemudian, sebanyak 13.000 pekerja 'garis depan' di bandara dan pelabuhan telah menjalani tes Covid-19. Tes itu dilakukan selepas 4 pekerja pelabuhan dan 8 pekerja bandara positif Covid-19 dalam 10 hari belakangan.
"Satu implikasi yang jelas adalah jalur pasokan dan kelangsungan hidup Bandara Changi di masa depan," ujar Menteri Transportasi Ong Ye Kung seperti dikutip The Straits Times, Senin (10/5/2021). "Kami perlu melindungi pekerja 'garis depan' kami untuk melindungi seluruh Singapura," lanjutnya.
Sementara itu, mayoritas warga mulai bekerja dari rumah (work from home/WFH) terhitung hari Senin (10/5/2021). Hal itu berdasarkan aturan baru yang menyatakan separuh karyawan yang dapat bekerja dari kantor, dibandingkan dengan 75% sebelumnya.
Langkah-langkah baru, termasuk mengurangi pertemuan sosial hingga lima orang dari delapan orang sebelumnya, telah membawa Singapura kembali ke fase dua pembukaan kembali untuk saat ini.
Peraturan tersebut akan berlaku hingga akhir bulan saat negara kota itu memasuki keadaan siaga tinggi dalam perang melawan Covid-19. Hal itu menyusul serentetan infeksi terburuk yang menerpa sejumlah komunitas dalam hampir satu tahun.
Sebelumnya pada, Minggu (9/5/2021), otoritas kesehatan negara itu baru saja mengonfirmasi sembilan kasus yang terhubung erat dengan kasus yang terjadi di Terminal 3 Bandara Changi. Hal itu membuat lokasi tempat transmisi virus itu ditutup dan diisolasi sementara waktu.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandara Changi Klaster Corona: 8 Positif, 2 Varian India