
Luhut: RI Kuasai Hingga 80% Cadangan Karbon Dunia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa Indonesia menguasai cadangan karbon dunia, yakni memiliki sekitar 75%-80% cadangan karbon dunia.
Besarnya cadangan karbon di negara ini menurutnya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin, seperti melalui perdagangan karbon (carbon trading).
"Indonesia negara besar dan memiliki cadangan karbon mencapai 75%-80% dari cadangan karbon dunia," ungkapnya dalam CEO Talks' Webinar: Sustainability ExecutiveConnect, Rabu (05/05/2021).
Luhut mengatakan, cadangan karbon ini terutama berasal dari hutang mangrove dengan nilai simpan karbon setara dengan 33 giga ton atau 20% cadangan dunia. Dia menyebut, Indonesia memiliki hutan mangrove sekitar 3,31 juta hektar, sehingga berpotensi besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menyimpan karbon yang dapat dimanfaatkan untuk perdagangan karbon.
Lalu, ada juga lahan gambut terbesar dan terpadat di dunia dengan nilai simpan karbon sekitar 55 giga ton atau 37% dari cadangan dunia.
Selain itu, adanya rumah bagi hujan tropis dengan luasan terbesar ketiga di dunia yakni mencapai 125,9 juta hektar dengan karbon yang dihasilkan setara dengan 25,18 giga ton.
Dengan besarnya sumber pengurangan emisi karbon nasional, maka menurutnya cara yang paling efektif dan efisien, termasuk penyediaan dana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta capai target emisi melalui perdagangan karbon, pajak karbon, pembayaran berbasis kinerja dan mekanisme lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kapasitas nasional.
Perdagangan karbon merupakan kompensasi yang harus dilakukan negara maju sebagai penghasil karbon untuk membayar kerusakan lingkungan akibat asap CO2 yang dihasilkan ke negara penyerap karbon atau pemilik hutan.
"Mekanisme carbon trading ini adalah solusi yang digunakan beberapa negara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 7 Cara Pemerintah Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
