
Macem-macem Ngumpul Bukber? Covid-19 Bisa Meledak!

Jakarta, CNBC Indonesia - DKI Jakarta mengalami peningkatan penularan kasus Covid-19, terutama pada klaster perkantoran. Peningkatan terjadi hingga dua kali lipat. Padahal, sebagian dari klaster ini sudah melakukan vaksinasi pada karyawan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui ada peningkatan kasus pada klaster perkantoran dalam dua pekan terakhir. Dia meminta agar peningkatan klaster perkantoran ditindaklanjuti dengan penutupan sementara perkantoran, disinfeksi, tracing dan tes.
Data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan, ada peningkatan kasus Covid-19 di klaster perkantoran pada dua pekan terakhir, tepatnya pada 5-11 April ada 157 kasus positif di 78 perkantoran, kemudian pada 12-18 April berjumlah 425 kasus dari 177 kantor.
"Kemunculan ini mohon ditindaklanjuti dengan penutupan sementara perkantoran, desinfeksi, serta tracing pada tes pada kontak erat supaya tidak ada klaster perkantoran," kata Wiku dalam taklimat media awal pekan ini.
Dia meminta pemerintah daerah untuk menerapkan instruksi tersebut sebagai kebijakan yang jelas dan sebagai panduan. Wiku menegaskan peningkatan klaster perkantoran di Jakarta harus menjadi pembelajaran bagi daerah lainnya.
Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup 2.114 perusahaan sepanjang 11 Januari sampai 26 April 2021. Ribuan perusahaan itu ditutup lantaran penyebaran Covid-19. Hal itu diketahui berdasarkan Data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta terhadap 3.703 perusahaan yang disidak.
Detailnya, ada 201 perusahaan di Jakarta Utara, serta 167 perusahaan di Jakarta Timur yang ditutup akibat penyebaran virus corona.
Selain itu, Disnakertrans juga menutup 21 perusahaan yang melanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dari 21 perusahaan itu, sebanyak 12 di antaranya berada di Jakarta Selatan. Kemudian, Jakarta Timur sebanyak empat perusahaan, tiga perusahaan di Jakarta Utara, dan dua perusahaan di Jakarta Pusat.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Khadik Triyanto. Dia pun mengakui adanya lonjakan dari klaster perkantoran.
"Melihat angka dari laporan perusahaan ditambah data pemeriksaan kami, memang cenderung naik turun, dua pekan terakhir ada sedikit lonjakan," kata Khadik kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/4/2021).
Dia menjelaskan bahwa lonjakan klaster perkantoran bukan karena paparan di wilayah kantor, tapi justru berasal dari kegiatan di luar kantor.
"Tapi dari kajian kami terjadi lonjakan di perkantoran karena di saat bulan Ramadan pekerja seusai jam kerja cenderung melakukan kegiatan buka bersama di restoran, di mana di restoran tidak menggunakan masker saat berkumpul, juga tempat duduk tidak berjarak karena dianggap satu komunitas, ini salah satu hipotesis," tuturnya.
Sementara Hadis menilai protokol kesehatan di sektor perkantoran sudah tertib, seperti masih diterapkannya 50% bekerja dari rumah (WFH), juga pola shifting 25% pekerja yang masuk, serta peningkatan kedisiplinan melihat dari pengecekan Covid-19 untuk pekerja.
Selain itu, dijelaskan sejumlah karyawan yang sudah melakukan vaksinasi baik dosis satu dan dua pun masih terpapar Covid -19. Khadik mengatakan sosialisasi sudah dilakukan, perusahaan juga harus terus melapor secara rutin 1-2 bulan sekali, karena tidak jaminan dari vaksinasi pekerja tidak terpapar.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup 2.114 perusahaan sepanjang 11 Januari hingga 26 April 2021 kemarin. Ribuan perusahaan itu ditutup lantaran penyebaran Covid-19.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000