Ini Proyek Smelter Tsingshan yang Ditolak Freeport

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
30 April 2021 19:45
Suasana penambangan Grasberg Freeport. (CNBC Indonesia/Suhendra)
Foto: Suasana penambangan Grasberg Freeport. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia dikabarkan batal melanjutkan rencana kerja sama dengan perusahaan smelter asal China, Tsingshan Group, untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin.

Dia mengatakan, batalnya rencana Freeport untuk kerja sama dengan Tsingshan ini dikarenakan setelah dikaji, pembangunan smelter di Weda Bay ini tidak lebih baik daripada rencana pembangunan di kawasan industri terintegrasi di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, yang kini memang tengah diproses Freeport.

"Tidak jadi," ungkap Ridwan kepada CNBC Indonesia saat ditanyakan apakah Freeport jadi join dengan Tsingshan di smelter Weda Bay.

Saat ditanya apa yang jadi pertimbangan batalnya rencana tersebut, dia pun menjawab, "Tidak lebih baik daripada rencana pembangunan di JIIPE," ungkapnya, Jumat (30/04/2021).

Awal mula terungkapnya perusahaan China ini melakukan pendekatan dengan PT Freeport Indonesia yaitu sejak tahun lalu ketika disebutkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Lalu, pada awal Februari 2021 rencana rinci kerja sama ini menyeruak kembali.

Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, Tsingshan Group melakukan pendekatan dengan Freeport untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Tak tanggung-tanggung, Tsingshan dikabarkan mau membiayai 92,5% dari total nilai proyek dan Freeport hanya 7,5%.

Adapun nilai proyek smelter baru di Weda Bay ini diperkirakan mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$).

Seto mengatakan, kapasitas smelter baru ini nantinya mengolah 2,4 juta ton konsentrat tembaga menjadi 600 ribu ton katoda tembaga.

Sebelum didekati Tsingshan, Freeport pun tengah mengerjakan pembangunan smelter baru di kawasan industri terintegrasi di JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Adapun kapasitas olahan smelter barunya ini sekitar 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Namun per Januari 2021 realisasinya baru sekitar 5,86% dari target seharusnya 10,5%. Adapun biaya yang telah dikeluarkan baru sebesar US$ 159,92 juta.

Sesuai aturan pemerintah dan komitmen awal, Freeport seharusnya menuntaskan proyek ini pada 2023. Namun karena adanya pandemi Covid-19, Freeport mengatakan bahwa proyek smelter akan mengalami keterlambatan selama satu tahun menjadi 2024.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Didekati Tsingshan Buat Bangun Smelter di Halmahera

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular