Internasional

Kapan Pandemi Kelar Gak Jelas, Corona Global Tembus 5,2 Juta

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 April 2021 16:05
Ilustrasi rumah sakit yang penuh karena tingginya pasien yang terpapar Virus Corona di Sao Paulo, Brasil. (AP/Andre Penner)
Foto: Ilustrasi rumah sakit yang penuh karena tingginya pasien yang terpapar Virus Corona di Sao Paulo, Brasil. (AP/Andre Penner)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi Covid-19 selama tujuh hari terakhir mencapai 5,2 juta secara global. Rekor ini didapat hanya beberapa hari setelah dunia mencatat total 3 juta kasus kematian.

Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan peningkatan 12% infeksi dari minggu sebelumnya. Ini dinilai menghancurkan harapan pandemi akan segera usia setelah adanya vaksinasi di banyak negara.

Kenaikan kasus mingguan melampaui level tertinggi yang muncul pada pertengahan Desember 2020 sebelumnya. Meski tingkat infeksi sebagian besar melambat di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, India dan Brasil mencatat lonjakan signifikan.

Kasus kematian juga telah meningkat selama sebulan terakhir. Tercatat sekitar 82.000 kasus pada minggu yang berakhir 18 April, rata-rata hampir 12.000 sehari. Ini naik dari lebih dari 60.000 di minggu yang berakhir 14 Maret, atau sekitar 8.600 sehari.

India dan Brasil adalah dua kontributor terbesar dalam mendorong kasus secara global. Menghadapi lonjakan infeksi virus corona yang tiba-tiba, India menjadi rumah bagi wabah terbesar kedua di dunia, menyusul Brasil.

Berdasarkan data pelacak vaksin Bloomberg, India dan Brasil sejauh ini telah memberikan dosis yang setara untuk mencakup masing-masing 4,5% dan 8,3% dari populasi mereka, dibandingkan dengan 33% untuk AS dan 32% di Inggris.

Namun, bukan hanya negara berkembang yang mengalami kemunduran dalam upaya mengatasi pandemi. Kasus pembekuan yang jarang terjadi pada orang yang telah menggunakan vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca Plc telah memicu skeptisisme vaksin yang dihadapi oleh pemerintah di seluruh dunia.

Meski begitu, Anthony Fauci, kepala penasehat medis Presiden Joe Biden, mengatakan keputusan melanjutkan penggunaan vaksin Johnson & Johnson mungkin akan diambil pada Jumat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan orang Amerika yang berusia 18 tahun atau lebih telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Di sisi lain, varian baru dari virus ini juga membuat infeksi semakin meningkat. Brasil adalah tempat salah satu mutasi virus corona yang paling berpotensi mematikan, varian P.1, diidentifikasi pada Desember. Studi menunjukkan strain ini, bersama dengan varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan dan Inggris, lebih menular.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular