Ini Tanda Ekonomi RI Bangkit, Penjualan Gas-Impor Migas Naik!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 April 2021 14:30
Perusahaan Gas Negara
Foto: PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pulih setelah diterpa badai pandemi pada 2020 lalu. Hal ini ditandai dengan meningkatnya penjualan gas dan juga impor minyak dan gas (migas).

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Sub Holding Gas Pertamina, mencatat penjualan gas perusahaan pada Februari 2021 mencapai 844 miliar British thermal unit per hari (BBTUD), lebih tinggi 10% dari target yang ditetapkan.

Direktur Komersial PGN Faris Aziz mengatakan, peningkatan ini dipicu oleh penyerapan gas di sektor komersial dan listrik yang cukup tinggi. Menurutnya, penyerapan gas oleh PLN jauh lebih tinggi dari target.

Tidak hanya di pembangkit, peningkatan juga terjadi di sektor industri antara lain kimia, keramik, makanan, fabrikasi logam, kaca, kertas, logam dasar, tekstil, kayu dan lain-lain.

Adapun pertumbuhan jumlah pelanggan pada Februari 2021 juga meningkat 4.706 pelanggan dari bulan sebelumnya sebanyak 289.009 menjadi 293.715 pelanggan. Hal ini menurutnya juga menunjukkan target penambahan jumlah pelanggan tercapai di atas target perusahaan. Sebaran pelanggan ini tersebar di sektor city gas (rumah tangga) dan pelanggan kecil (UMKM), komersial industri, dan pembangkit listrik.

"Pertumbuhan yang signifikan di sektor komersial menunjukkan bahwa optimisme pemulihan ekonomi pasca Covid-19 sudah mulai terasa. Sektor komersial menjadi salah satu penopang tumbuhnya pemakaian gas bumi yang kemudian diikuti oleh peningkatan pemanfaatan gas bumi di sektor UMKM," paparnya seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Kamis (15/04/2021).

Selain penjualan gas yang naik, impor minyak dan gas (migas) juga naik pada Maret 2021, melonjak 74,74% (month to month) menjadi US$ 2,28 miliar dari US$ 1,30 miliar pada Februari 2021, sebagaimana disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis bulanannya kemarin, Kamis (15/04/2021).

Pri Agung Rakhmanto, ahli ekonomi energi dan perminyakan Universitas Trisakti dan juga pendiri ReforMiner Institute, berpandangan bahwa kenaikan impor migas ini wajar. Pasalnya, harga minyak naik sekitar 5-6%.

"Wajar ya nilai impor migas naik karena harga minyak juga meningkat, paling tidak 5-6%," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/04/2021).

Selain harga minyak yang naik, menurutnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional per bulan sejak awal tahun ini juga terus meningkat. Peningkatan ini menurutnya sejalan dengan perekonomian yang mulai tumbuh.

"Konsumsi BBM per bulan, sejak awal 2021 kan kemungkinan juga terus meningkat seiring ekonomi yang mulai pulih," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan aktivitas industri, manufaktur khususnya, mulai pulih. Dengan membaiknya perekonomian, imbuhnya, bisa mengembalikan lagi tingkat konsumsi BBM yang sempat anjlok 20% pada 2020 lalu.

"Jadi, kombinasi kedua faktor itu terutama yang berkontribusi terhadap peningkatan nilai impor migas kita," jelasnya.

Berdasarkan data BPS, peningkatan nilai impor migas ini disebabkan oleh bertambahnya nilai impor minyak mentah sebesar 239,9% atau sebesar US$ 532,8 juta dan hasil minyak naik 58,61% atau US$ 448,7 juta.

Secara rinci, impor migas pada Maret 2021 ini terbesar berasal dari impor hasil minyak, yakni naik 58,61% menjadi US$ 1,21 miliar dari US$ 765,6 juta pada Februari 2021.

Selain itu, kenaikan terbesar juga dari impor minyak mentah yakni naik 239,9% menjadi US$ 754,9 juta dari US$ 222,1 juta pada Februari 2021. Sementara impor gas turun 2,11% menjadi US$ 309,9 juta dari US$ 316,6 juta pada Februari 2021.

Lonjakan impor terbesar ada pada produk High Speed Diesel (HSD) di mana impor pada Maret 2021 melonjak 98,53% menjadi US$ 151,73 juta dari US$ 76,43 juta pada Februari 2021. Lalu, kenaikan impor bensin Pertamax sebesar 74,53% menjadi US$ 420,55 juta dari US$ 240,96 juta pada Februari 2021.

Sementara impor bensin Premium naik 67,58% menjadi US$ 374,59 juta dari US$ 223,53 juta pada Februari 2021.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular