Ampun! Covid Bikin Uang Palsu Sepi Dari Peredaran

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
14 April 2021 16:57
Direktorat II Tindak Pidana Ekonomi   Khusus  (Tipideksus) Bareskrim Polri menangkap enam orang sindikat pembuatan uang palsu di Wilayah Jakarta dan Bogor di Kantor Bareskrim,  Jakarta, Jumat (16/3). Sejumlah barang bukti uang palsu pecahan Rp 100,000 ribu dan alat cetak sablon uang palsu dan sebuah komputer yang di gunakan untuk mendesain uang palsu. Motif pembuatan uang palsu ini mencari keuntungan ekonomi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat sebagian besar masyarakat Indonesia berbelanja dan melakukan transaksi secara online. Hal ini juga turun membuat peredaran uang palsu turun.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menjelaskan, berdasarkan data bank sentral pada 2020, rasio uang palsu turun menjadi 5 lembar setiap 1 juta lembar uang rupiah.

Sebelumnya pada 2019, rasio uang palsu tercatat mencapai 9 lembar pada setiap 1 juta lembar uang rupiah.

"Jadi, ini terjadi penurunan dari 9 lembar setiap 1 juta lembar uang yang diedarkan, itu semakin menurun pada rasio hanya 5 lembar di setiap 1 juta yang yang diedarkan," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (14/4/2021).

Pada tahun ini, bahkan kata Marlison rasio uang palsu semakin berkurang yakni hanya 2 lembar untuk setiap 1 juta lembar uang lembar rupiah.

"Memang masa covid-19 ini dimana tingginya digitalisasi itu berdampak pada penurunan uang palsu yang ditemukan di masyarakat," katanya melanjutkan.

Bank Indonesia memastikan, pihaknya tidak berhenti untuk melakukan langkah mitigasi peredaran uang palsu. Salah satunya melalui upaya preventif, yakni peningkatan kualitas bahan dan unsur pengamanan uang rupiah.

Bank Indonesia, kata Marlison juga akan terus berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal).

BI juga mengajak masyarakat untuk bangga terhadap rupiah. Pasalnya, tidak hanya sebagai alat transaksi yang sah, rupiah merupakan simbol negara RI.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat tidak merusak uang rupiah, yang bisa menurunkan wibawa rupiah itu sendiri sebagai simbol negara.

"Termasuk yang kemarin kita lihat bagaimana masyarakat yang dengan kreatifnya melakukan TikTok dari gambar pahlawan, itu sebenarnya masuk dalam kategori menurunkan wibawa dari rupiah kita," tuturnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Melonjak, Jokowi: Jangan Disikapi Berlebihan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular