
Satgas: 14% Kasus Covid-19 Terjadi di Anak Usia Sekolah

Jakarta, CNBC Indonesia- Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan harus dilakukan koordinasi antara Satgas Pusat dan dan daerah untuk mengawasi pelaksanaan sekolah tatap muka secara terbatas. Dengan begitu penularan Covid-19 ketika melakukan sekolah tatap muka terbatas dapat dihindari.
Pasalnya, sekitar 14% dari kasus yang ada terjadi pada usia anak sekolah. Untuk usia anak 7-12 tahun atau sekolah dasar sebanyak 49.962 kasus, sementara untuk usia 13-15 tahun atau SMP 36.634 kasus, dan usia 16-18 tahun atau SMA yakni ada 45.888 kasus. Kemudian untuk usia 3-6 atau TK ada sebanyak 25.219 kasus.
Jumlah ini menurutnya harus menjadi perhatian untuk menjaga anak-anak yang melakukan kegiatan sekolah tatap muka tetap sehat.
"Perkembangan kasus positif di sekolah memang terlihat kenaikan dan penurunannya mengikuti kasus nasional, termasuk juga pada kelompok anak Paud hingga SMA. Namun kita harus melihat angka kematian bahwa kondisinya fluktuatif korban ada juga di usia sekolah," kata Wiku, Selasa (30/03/2021).
Dia mengatakan komorbid atau penyakit bawaan pada anak-anak biasanya belum muncul, dan baru terjadi pada kelompok usia lanjut. Wiku menegaskan pembukaan sekolah tatap muka terbatas jangan sampai membuat anak-anak tertular, dalam perjalanan dan kegiatan sekolah.
"Dalam sekolah tatap muka terbatas kita harus mengikuti tahapan prosesnya, prakondisi, timing, prioritas, monitoring dan evaluasi. Pemda diharapkan melakukan simulasi dari anak-anak menuju sekolah, aktivitas di sekolah dan menuju ke rumah," katanya.
Pemerintah menargetkan semua sekolah sudah melakukan sekolah tatap muka terbatas per Juli 2021. Hal itu disampaikan Nadiem dalam keterangan pers penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Tentang Panduan Penyelenggaraan di Masa Pandemi Covid-19.
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan pada Juli 2021 adalah semua sekolah targetnya sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Untuk mencapai target tersebut sekolah harus melakukan dari sekarang, terutama mereka yang sudah mendapatkan vaksin.
Menurut dia, sekolah yang tenaga pendidiknya sudah divaksinasi Covid-19, dapat memulai PTM. Dengan catatan disertai protokol kesehatan yang ketat.
"Bisa 2-3 kali seminggu nggak apa-apa, nggak perlu cepat-cepat, tapi kebijakannya adalah bagi guru yang sudah divaksinasi sekolahnya harus menyediakan opsi (PTM)," kata Nadiem.
Lebih lanjut, Ia menegaskan kalau keputusan murid mengikuti PTM terbatas maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ) bergantung kepada orang tua murid. Oleh karena itu, sekolah juga harus menyediakan PJJ.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak