Militer Myanmar menggelar unjuk kekuatan besar pada Sabtu (27/3/2021) dalam parade Hari Angkatan Bersenjata Tahunan. Kegiatan ini mereka gelar di tengah protes massa melawan kudeta. AP/
Myanmar saat ini sedang dalam kekacauan sejak pada Februari. Tindakan itu lantas memicu pemberontakan besar yang menuntut kembalinya demokrasi. AP/
Dalam parade itu pasukan membawa tank dan kendaraan perang lainnya. Pemimpin mereka Jenderal Min Aung Hlaing kembali 'membela' kudeta dan berjanji menyerahkan kekuasaan setelah pemilihan baru. AP/
Pada kesempatan itu ia mengeluarkan ancaman terhadap gerakan anti-kudeta. Ia bahkan memperingatkan bahwa tindakan 'terorisme yang dapat membahayakan ketenangan dan keamanan negara' tidak dapat diterima. AP/
"Demokrasi yang kami inginkan akan menjadi demokrasi yang tidak disiplin jika mereka tidak menghormati dan melanggar hukum," katanya mengutip AP. Mereka menyebut hanya delapan delegasi internasional yang menghadiri acara hari ini termasuk China dan Rusia. AP/
Kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan sejauh ini 330 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta, termasuk sejumlah besar yang terbunuh oleh tembakan langsung dari pasukan keamanan. Kemudian lebih dari 3.000 lainnya ditangkap. AP/