
Sabar Pak Jokowi... Ini Lho Penyebab Barang Lokal Lebih Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanfaatan komponen dalam negeri di sektor hulu migas dampaknya sangat besar bagi perekonomian nasional. Rantai keterikatannya yang sangat besar berdampak pada nilai ekonomi yang besar.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan berbagai skenario dampaknya akan luar biasa. Bahkan jika di replace dengan domestik akan berdampak pada ekonomi nasional 1 - 1,5%.
"Betapa besar multiplier efek kalau gerakan industri dalam negeri, karena rantai keterikatannya sangat besar. Sehingga nilai tambah ekonomi yang besar," ungkapnya dalam Webinar Ruang Energi:Peran dan dukungan BUMN dalam pengembangan TKDN melalui YouTube, Kamis, (25/03/2021).
Melihat dampaknya yang besar, lalu apa yang membuat komponen dalam negeri sulit dimaksimalkan?
Menurutnya rekomendasi untuk memaksimalkan komponen dalam negeri sudah disampaikan, namun tidak mudah dilaksanakan karena industri dalam negeri yang belum siap. Dia menyebut masih banyak komponen bahan baku yang impor.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di sektor migas saja, namun juga manufaktur dan pertanian. "Kenapa dalam negeri domestik lebih mahal karena bahan baku dan komponen impor besar," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, BUMN dalam kondisi yang sulit, karena jika TKDN kurang akan dikritik suka impor. Pun sebaliknya dengan membeli barang di dalam negeri dikritik mark up karena ada yang lebih murah.
"Kalau pemerintah mau komit ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas bersama ekosistem bangun bersama," tuturnya.
Menurutnya berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024 besaran TKDN yakni 50%. Di sektor migas TKDN diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 15/2013 yang berada di kisaran 55%.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sempat Murka, Pertamina: Capaian TKDN di Atas Target